Semarang – KeSEMaTONLINE. Senang sekali, pada hari Jumat, tanggal 2 Maret 2018, produk jajanan mangrove KeSEMaT dengan label Mbak Jamat menjadi oleh-oleh resmi bagi para tamu undangan dan pemateri “Talk Show Problematika Cantrang dan Garam Impor di Negara Maritim.”
Acara yang diselenggarakan oleh BEM FPIK Undip ini, mengundang pemateri, diantaranya Bapak Sudirman Said (Tokoh Masyarakat), Bapak Herry Boesono (Akademisi FPIK Undip), Bapak Suradi Wijaya Saputra (Akademisi FPIK Undip) dan Bapak Riyono (Perwakilan Aliansi Nelayan Indonesia).
“Tentunya bangga, karena Mbak Jamat turut berpartisipasi di acara ini, yang merupakan acara menarik seputar pro kontra cantrang dan garam impor. Kami selaku KeSEMaTER yang fokus pada bidang pelestarian ekosistem mangrove, tentu saja turut peduli dalam memikirkan problematika SDA di kawasan pesisir,” jelas Sdr. Muhammad Zaky Afkar Al Hazmi (staf MENWIRA).
Dalam kesempatan ini, KeSEMaT menyediakan 13 buah stik mangrove dan 13 buah peyek mangrove sebagai oleh-oleh.
“Bangga dengan KeSEMaT, karena jajanan ini juga menjadi simbol dari hasil karya UKM-F di lingkungan FPIK Undip. Sangat berterima kasih kepada KeSEMaT yang selalu membawa nama baik almamaternya,” terang salah satu panitia.
Menurut Sdr. Zaky, setelah acara ini, pihak DEPWIRA yang menaungi produksi dan pemasaran produk-produk mangrove KeSEMaT juga akan memamerkan Mbak Jamat dan Mas Bamat di pameran internasional di Yogyakarta, atas permintaan dari BPDAS Pemali Jratun.
“Kami sudah berkunjung ke warga binaan kami di Mangkang untuk loading Mbak Jamat dan Mas Bamat untuk dipamerkan di pameran produk inovatif kehutanan berskala internasional di Yogyakarta, yang diinisiasi KLHK Jakarta,” jelas Sdr. Zaky. “Dengan dipamerkannya produk-produk kami di pameran berskala internasional, kami harapkan pemahaman masyarakat akan arti pentingnya pelestarian hutan mangrove akan semakin meningkat,” pungkasnya. (ADM/MZ).