Semarang – KeSEMaTONLINE. Pada tanggal 8 Desember 2018, Sdr. Ilham Kuncahyo secara resmi terpilih sebagai Presiden KeSEMaT XVIII menggantikan Presiden KeSEMaT sebelumnya, yaitu Sdr. Bifa Aulia Manuhuwa, yang telah purna tugas.
Sebagai informasi, Sdr. Ilham yang terkenal supel dan rendah hati ini, lahir di Bogor, pada tanggal 30 Maret 1997 dan saat ini masih merupakan mahasiswa aktif di Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Universitas Diponegoro (UNDIP), Semarang Angkatan 2016.
Ingin lebih dekat dengan dia? Berikut ini, wawancara singkat kami dengannya, saat ditemui di ruang kerjanya di Kantor KeSEMaT, Semarang. Semoga menginspirasi.
Kapan mulai tertarik dengan mangrove?
Berawal ketika saya masuk kuliah di Departemen Ilmu Kelautan FPIK UNDIP Semarang, saya mulai mengenal berbagai macam ekosistem pesisir dan laut, salah satunya adalah mangrove. Saya pikir, karena masalah mangrove mulai populer dan sering diperbincangkan beberapa tahun belakangan ini, hal ini membuat saya penasaran dan ingin mendalami lagi pengetahuan-pengetahuan tentang ekosistem di daerah pasang surut ini.
Kenapa memilih mangrove?
Menurut saya, ekosistem mangrove sangat penting karena memiliki tiga fungsi penting, yaitu fungsi fisik untuk melindungi garis pantai dari abrasi, fungsi ekologi untuk tempat tinggal, mencari makan dan pengasuhan bagi organisme laut, dan fungsi ekonomi untuk bahan dasar makanan dan produk olahan lainnya.
Pencapaian apa yang sudah didapatkan sampai saat ini?
Alhamdulillah, sudah beberapa prestasi yang saya raih, diantaranya Delegasi Jawa Tengah dalam Indonesian Youth Marine Debris Summit 2017 di Jakarta, Eksekutif Muda Terbaik BEM FPIK 2017, Ketua angkatan LKMMD FPIK 2017, Duta Mangrove KeSEMaT Putra 2017/2018, KeSEMaTER of The Month Oktober 2018 dan Tim Surveyor KeSEMaT untuk Proyek Penelitian LIPI di Lampung.
Bagaimana mangrove di Indonesia menurut pendapat Anda?
Ekosistem mangrove di Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Berdasarkan pengalaman saya mangroving di Jawa dan Sumatera, terlihat perbedaan mangrove di dua pulau ini, baik dari segi diameter, substrat, jenis dan lain-lain.
Bagaimana perasaan Anda saat terpilih menjadi Presiden KeSEMaT periode 2018/2019?
Saya sangat senang dan bahagia karena ini adalah amanah yang diberikan teman-teman sebagai bentuk rasa kepercayaan mereka terhadap saya. Untuk itu, saya akan memaksimalkan potensi KeSEMaTER agar dapat mencapai visi dan misi bersama, yang sesuai dengan moto KeSEMaT, yaitu Kampanye, Penelitian, Pendidikan, Konservasi dan Dokumentasi Mangrove.
Apa yang menarik dari KeSEMaT dan afiliasinya?
Saya pikir KeSEMaT adalah satu-satunya organisasi mahasiswa yang berhasil mengembangkan karyanya dengan membentuk afiliasi-afiliasi sehingga menjadi organisasi mangrove yang banyak mendapatkan penghargaan dari dalam dan luar negeri. KeSEMaT juga jadi role model bagi organisasi lainnya di Indonesia, bahkan sudah diakui hingga tingkat ASEAN. Inilah bagian yang paling sulit dicapai oleh organisasi lainnya.
Apa yang Anda suka selama menjalankan program kerja KeSEMaT?
Dengan mengikuti KeSEMaT dan afiliasinya, maka saya telah berpartisipasi dalam penyelamatan dan pelestarian ekosistem pesisir dan laut, khususnya hutan mangrove. KeSEMaT bekerja bersentuhan langsung dengan masyarakat, inilah yang saya suka. Saya bisa praktik teori-teori pemberdayaan masyarakat yang saya dapatkan selama kuliah, langsung di KeSEMaT.
Bagaimana cara menumbuhkan rasa kepedulian terhadap mangrove kepada masyarakat?
Dengan cara memberikan sosialisasi dan edukasi tentang mangrove sejak dini kepada anak-anak dan juga menyadarkan masyarakat bahwa keberadaan mangrove sudah terancam. Apabila tidak disikapi dengan solusi konkrit, maka kelangsungan hidup manusia di masa datang akan terancam, karena semakin berkurangnya daratan dan rusaknya lingkungan pesisir.
Apa pesan untuk generasi milenial Indonesia dan dunia?
Generasi milenial sebaiknya lebih kritis dan bijak lagi dalam menjaga kelestarian bumi, khususnya hutan mangrove, lingkungan pesisir dan laut agar tidak rusak. Hal ini penting karena merupakan masalah yang sangat vital bagi kelangsungan hidup generasi mendatang. Mari bergerak bersama, sekecil apapun usaha Anda, misalkan menanam dan memelihara mangrove, akan berdampak besar bagi masa depan bumi kita. (ADM/AP/AB).
BIODATA
Nama: Ilham Kuncahyo
Tempat Tanggal Lahir: Bogor, 30 Maret 1997
Agama: Islam
Pekerjaan: Mahasiswa
Hobi: Mangroving/Traveling
Email: Ilhamkuncahyo30@yahoo.com