Semarang – KeSEMaTONLINE. “KeSEMaT Goes To Shool (KGTS) 2019 ini merupakan sebuah program tahunan dari KeSEMaT yang bertujuan untuk mengenalkan mangrove kepada generasi muda dengan cara mengajar langsung ke sekolah mereka,” jelas Sdr. Frans Alexander Nainggolan (Staf MENDIKTAN), selaku Ketua Pelaksana KGTS 2019. “Selain mengajar mangrove, tahun ini kami juga menambahkan dengan materi pembuatan ecobrick untuk mengelola sampah laut dan rumah tangga,” tambahnya.
Ditemui di lokasi pengajaran, Sdr. Ilham Kuncahyo (Presiden) menyampaikan bahwa tahun ini, KGTS 2019 mengangkat tema Mangrove Heroes: Mari Berkreasi, Selamatkan Dunia.
DUMATRA dan DUMATRI 2019 mengajarkan Fungsi dan Manfaat Mangrove kepada para siswa.
“KGTS tahun ini dilaksanakan pada hari Selasa, 2 April 2019 dengan mengangkat tema Mangrove Heroes: Mari Berkreasi, Selamatkan Dunia,” ujarnya. “Melalui KGTS 2019 ini, kami juga mencoba mengenalkan ecobrick kepada Adik-adik di sini, selain terus memberikan informasi dan pengetahuan tentang fungsi dan manfaat tumbuhan mangrove bagi pesisir kita,” tambahnya.
Pengajaran Fungsi dan Manfaat Mangrove
Kegiatan yang dimulai pada pukul 08.00 – 11.00 WIB ini, diikuti oleh 122 orang siswa kelas 4. Kegiatan diawali dengan penyampaian materi “Fungsi dan Manfaat Ekosistem Mangrove” yang diajarkan oleh Sdr. Muhammad Zaky Afkar Al Hazmi (MENWIRA), selaku DUMATRA 2019 dan Sdri. Anissa A. Suparyadi (MENKOMSI), selaku DUMATRI 2019.
KeSEMaTER interaktif dengan para siswa untuk mengulang materi mangrove yang telah diajarkan.
“Pengenalan mangrove kepada Anak-anak kami, memang sangatlah penting, hal tersebut dapat menumbuhkan kesadaran mereka dalam menjaga lingkungan, terutama di pesisir,” kata Ibu Afuah, selaku guru SD Hj. Isriati Baiturrahman 1 Semarang.
Para siswa nampak antusias mengikuti pengajaran mangrove karena hal ini merupakan hal yang baru bagi mereka.
“Saya dikenalkan dengan ekosistem mangrove yang hidup di sekitar laut. Mangrove itu tempat hidupnya ikan. Saya baru tahu, karena baru diajarkan oleh Kakak-kakak KeSEMaT,” terang Andik, salah satu siswa.”
Para siswa senang praktik membuat ecobrick menggunakan kayu, sampah plastik dan botol plastik.
Melalui kegiatan pengajaran ekosistem mangrove ini, diharapkan akan semakin banyak generasi muda yang mengetahui fungsi dan manfaat mangrove.
Setelah dilakukan Pengajaran Mangrove, kegiatan dilanjutkan dengan Praktik Pembuatan Ecobrick dengan teknik pemanfaatan sampah plastik. Praktik Pembuatan Ecobrick ini disampaikan oleh Sdr. Ababil (MENWEBNET) dan Sdri. Elogia Livingstone Butarbutar (Staf MENWIRA).
Praktik Pembuatan Ecobrick
Siswa-siswi kemudian dibagi menjadi tiga kelompok per kelas. Dengan didampingi oleh KeSEMaTER, para siswa memasukkan sampah plastik ke dalam botol. Para siswa terlihat antusias dengan praktik ecobrick yang dilakukan.
Penyerahan Sertifikat dan Kenang-kenangan KGTS 2019 kepada para siswa.
“Praktik ecobrick-nya mudah. Saya bisa membuatnya karena menyenangkan. Dan saya juga bisa meengubah sampah plastik menjadi bangku kecil,” ujar salah satu siswa.
Botol ecobrick yang sudah terisi dengan sampah plastik dari sampah laut maupun rumah tangga yang sudah dibersihkan dan dikeringkan, kemudian disatukan dan diubah menjadi bangku. Bangku yang telah disusun diharapkan dapat digunakan oleh siswa-siswi untuk kegiatan di sekolah.
KeSEMaTER mendampingi para siswa belajar mangrove dan praktik ecobrick.
Sdr. Frans menambahkan bahwa ecobrick yang saat ini populer, seiring dengan visi dan misi KeSEMaT dalam rangka mengurangi sampah plastik di laut yang mencemari lingkungan pesisir.
“Pada saat menanam mangrove, bibit mangrove yang ditanam menggunakan polybag dari plastik. Seperti kita tahu, plastik di pesisir akan menutup pernapasan mangrove sehingga membuatnya mati. Nah, dengan teknik ecobrik yang kami sebut sebagai rovebrick ini, maka kami mengumpulkan polybag plastik tersebut, membersihkannya, mengeringkannya dan mengubahnya menjadi barang-barang yang bermanfaat sehingga mengurangi sampah plastik,” jelasnya.
Penyerahan Plakat kepada Ibu Guru, selaku perwakilan dari sekolah.
KGTS 2019 diakhiri dengan pemberian sertifikat kepada masing-masing kelas sebagai bentuk apresiasi KeSEMaT kepada sekolah dan anak didik, dan ditutup dengan foto bersama pada pukul 11.00 WIB.
“Keseluruhan acara berjalan dengan baik dan lancar,” kata Ketua Pelaksana. “Para siswa juga sangat aktif mau tahu lebih dalam tentang mangrove yang hidup di pesisir, apalagi setelah diajarkan cara membuat bangku dari botol plastik ecobrick. Semoga apa yang kami ajarkan dapat bermanfaat bagi perkembangan karakter mereka setelah dewasa nanti,” pungkasnya. (FAN/AP/ADM).