Cilacap – KeSEMaTONLINE. KeSEMaT kembali melakukan mangroving bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Yayasan IKAMaT di Segara Anakan, Cilacap. Kali ini, mangroving dalam rangka mengerjakan sebuah proyek Mangrove Health Index (MHI) yang diinisiasi oleh LIPI. Kegiatan ini berlangsung selama 12 hari, yang dimulai dari tanggal 23 Agustus sampai dengan 3 September 2019.
“MHI ini merupakan proyek yang sangat ditunggu-tunggu oleh para peneliti, khususnya di bidang mangrove,” kata Bpk. I Wayan E. Dharmawan, salah satu penelti LIPI. “Nantinya, MHI ini akan dijadikan pedoman untuk melakukan riset mengenai kesehatan mangrove,” jelasnya lebih lanjut.
Nipah yang ditemukan di lokasi penelitian.
Hari pertama di Cilacap, dilakukan briefing untuk pengambilan data mangrove yang akan dilakukan esok hari. Pada kesempatan ini, KeSEMaT diwakili oleh Sdr. Raditya R. Ananta (MENPORSI).
“Saya dan tim mengamati kurang lebih 127 titik pengamatan. Kami terdiri dari enam tim,” kata MENPORSI. “Titik pengamatan tersebut mencakup satu wilayah di Segara Anakan,” tambahnya.
Data pengamatan yang diambil, meliputi data keliling batang, seedling, tinggi pohon, sampah dan tebangan mangrove. Selain itu, juga dilakukan pengambilan data tutupan kanopi dengan menggunakan teknik Hemispherical Photography dan pengambilan sedimen di setiap titiknya.
Kondisi di lokasi penelitian, Segara Anakan, Cilacap.
“Mangrove yang terdapat di Segara Anakan beragam, dengan tingkat keanekaragamannya yang sangat tinggi. Di sini, mangrovenya memiliki banyak spesies. Salah satu yang mendominasi adalah Nipah,” kata Sdr. Aditya S. Bahari, selaku tim ahli mangrove dari Yayasan IKAMaT. “Pengamatan dilakukan dengan tujuan untuk melakukan validasi Indeks Kesehatan Mangrove yang nantinya akan di-launching oleh LIPI,” terangnya.
Sebagai informasi, MHI akan diluncurkan bersamaan dengan aplikasinya yang dapat memudahkan para peneliti dalam melakukan pengamatan mengenai kesehatan mangrove. (ADM/RRA/AP).