Semarang – KeSEMaTONLINE. KeSEMaT kembali sukses menyelenggarakan program internal pendidikan, penelitian dan pelatihan mangrove tahunannya, yang dikemas dalam Mangrove Training (MT) 2019: Pelatihan Analisis Vegetasi, Fotografi Hemisperikal, Kerentanan Kepiting Bakau, Drone dan Pemetaan Mangrove. Kegiatan ini, dilaksanakan di Semarang Mangrove Center (SMC), Jawa Tengah (Jateng) dan di Kantor KeSEMaT, pada tanggal 6 – 7 Oktober 2019.
Pemasangan kuadran transek.
Tema MT 2019 kali ini adalah Enhance Your Skill To Be Mangrover dengan harapan agar para KeSEMaTER dapat meningkatkan ilmu dan pengetahuannya di bidang mangrove, mengingat subjek pelatihan yang disajikan dalam MT tahun ini sangatlah beragam.
Pada hari pertama, kegiatan dimulai dengan menuju lokasi kegiatan, yaitu di SMC Jateng. Setelah sampai di lokasi, kegiatan dilanjutkan dengan pengambilan data mangrove dengan cara menggelar kuadran transek 10 x 10 m dari tali nilon.
Pengukuran diameter batang.
“Kami mengharuskan peserta MT 2019 yang notabene adalah KeSEMaT Angkatan Xylocarpus, untuk mengambil data seedling, sapling dan tree,” kata Sdri. Iis Meinarwati (MENDIKTAN), selaku koordinator MT 2019. “Tahap selanjutnya, akan dilakukan analisis vegetasi ekosistem mangrove untuk mengetahui data-data kelimpahan, keseragaman, keanekaragaman, basal area, nilai penting dan lain-lain,” terangnya.
Sebagai informasi, pembeda antara seedling, sapling dan tree salah satunya terletak pada ukuran diameter batangnya. Selain analisis vegetasi, juga dilakukan pengukuran tutupan kanopi daun mangrove dengan cara memotret menggunakan kamera handphone yang diarahkan ke atas.
Pengukuran parameter lingkungan.
“Teknik ini, umum disebut sebagai teknik hemisperikal fotografi,” ujar MENDIKTAN. “Setelah dianalisis, nanti datanya dapat digunakan untuk mengetahui kandungan karbon pada ekosistem mangrove,” tuturnya lagi.
Pengukuran parameter lingkungan, seperti pH air, suhu air dan suhu udara juga dilakukan. Tak hanya itu, pada kegiatan ini, juga dilakukan pendataan sampah berdasarkan kategori ukuran, mulai dari kecil, sedang, hingga besar.
Praktik hemisperikal fotografi.
MENDIKTAN menambahkan bahwa dari tahun ke tahun, KeSEMaT selalu mengikuti perkembangan zaman dalam melakukan studi kajian mangrovenya.
“Riset mangrove bersifat dinamis. Banyak sekali ilmu baru di setiap tahunnya. Untuk itulah, kami selalu menyesuaikan kurikulum mangrove kami dengan metode riset terkini di setiap pelaksanaan MT,” jelas Sdri. Iis. “Pada MT tahun ini, kami juga memeriksa indikator lain, yaitu kesehatan mangrove dengan cara melihat ada tidaknya pohon mangrove yang ditebang oleh manusia,” terangnya lebih lanjut.
Foto bersama, selepas pengambilan data lapangan.
Kegiatan pengambilan data lapangan MT pada hari pertama, diakhiri dengan kegiatan bersih diri di kawasan pesisir SMC Jateng. Kegiatan yang dilakukan pada hari pertama ini, juga menjadi upaya pengaplikasian ilmu mangrove yang telah didapat sebelumnya, terutama materi yang disampaikan dalam KeSEMaTHURSDAY, yaitu sebuah program Kelas Mangrove Sore KeSEMaT yang diadakan setiap Kamis.
Setelah kegiatan lapangan usai, MT dilanjutkan dengan pemberian materi ruangan oleh Bpk. Ganis R. Efendi, selaku Dirut IKAMaT mengenai biota yang bersimbiosis dengan mangrove, khususnya kepiting.
Penyampaian materi ruangan bertema Hemisperikal Fotografi.
Materi lainnya, yaitu mengenai hemisperikal fotografi berbasis foto udara dengan menggunakan drone, juga disampaikan oleh Bpk. Bagus R. D. A. dari Mangrove Map.
Pada hari kedua, MT diadakan di Kantor KeSEMaT yang membahas mengenai pengolahan data mangrove yang data lapangannya diambil dari MT hari pertama.
Dibimbing oleh Sdr. Muksin Purnama (DP), analisis data menggunakan software Image-J dan Ms. Excel. Dari kegiatan ini, berhasil diperoleh data keanekaragaman, keseragaman, dominansi, tutupan kanopi dan lain-lain.
Foto bersama peserta, panitia dan pemateri.
Para pemateri MT 2019 merupakan Alumni KeSEMaT (AMaT) yang ahli pada bidangnya masing-masing. Mereka sudah berpengalaman sebagai tenaga ahli untuk beberapa proyek mangrove berskala nasional maupun internasional.
“Melalui MT 2019 ini, saya berharap agar para KeSEMaTER tidak hanya menguasai teori mangrovenya saja, namun juga menguasai praktik langsung di lapangannya,” jelas Sdr. Ilham Kuncahyo (Presiden). “Setelah ini, mereka akan langsung diterjunkan ke lapangan dan terlibat berbagai proyek mangrove di jaringan kerja KeSEMaT, baik di dalam maupun di luar negeri” pungkasnya. (AP/GTP/ENBU/ADM).
Siang Kesemat…
Saya Kris Mahasiswa Fahutan Unmul..Mohon bisa di share tentang materi pelatihan diatas…saya tertarik dgn materi tersebut, kebetulan sy lagi penelitian mangrove di kawasan teluk Balikpapan..
Besar harapan saya bisa mendapatkan materi di maksud
Salam
Kris