Jepara – KeSEMaTONLINE. Tahun ini, KeSEMaT kembali sukses menyelenggarakan salah satu program kerja bertema-konservasi tahunannya, yaitu Mangrove Cultivation (MC) 2019. MC 2019 yang dilaksanakan pada tanggal 21-22 Desember 2019 ini, mengusung tema Mangrove in 4.0: Social Network for Disaster Mitigation dengan rangkaian acara berupa Seminar Nasional (Semnas), Workshop, Talk Show (TS) dan Stand Fair (SF) di Grand Maerakaca, Semarang dan Coaching Clinic (CC) Pembibitan, Penyulaman dan Penanaman Mangrove serta Field Trip (FT) di Mangrove Education Center of KeSEMaT (MECoK), Teluk Awur, Jepara.
Semnas yang Meriah
Semnas MC 2019 bertujuan untuk mendiskusikan mengenai peranan mangrove sebagai sebuah instrumen alami dalam penanggulangan dan pencegahan bencana alam yang dapat diimplementasikan oleh masyarakat.
Sambutan Ketua Panitia MC 2019.
“Media sosial, saat ini, menjadi pusat informasi yang dengan mudah dapat diakses oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun. Mobilitas masyrakat yang sangat tinggi, membuat media sosial menjadi solusi yang sangat efektif dalam menunjang penyebaran kampanye penyelamatan mangrove ke seluruh penjuru dunia,” kata Sdri. Clara A. Belinda (MENKEU), selaku Ketua Panitia MC 2019. “Salah satunya, kita dapat memanfaatkannya dalam penyebaran informasi terkait bencana alam di pesisir dan bagaimana cara penanggulangannya,” jelasnya lebih lanjut.
Semnas dimulai pada pukul 09.50 WIB dengan sambutan-sambutan oleh Sdri. Clara, kemudian dilanjutkan oleh Sdr. Ilham Kuncahyo (Presiden KeSEMaT) dan diakhiri oleh Dr. Rudhi Pribadi (Pembimbing KeSEMaT).
Para Pembicara Semnas MC 2019.
“Saya sangat bangga dengan Adik-adik KeSEMaT ini, karena telah menyelenggarakan acara Semnas MC 2019 yang temanya relevan dengan kondisi bumi pertiwi kita saat ini, yaitu mengenai penganggulangan kebencanaan. Saya harap, dengan adanya acara ini, maka para peserta dapat menambah wawasan dan lebih tanggap terhadap bencana,” kata Dr. Rudhi.
Pembicara semnas berasal dari berbagai instansi, yaitu Bpk. H. Sarwidi sebagai Ketua Harian Unsur Pengarah (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Bpk. Eko B. Priyanto sebagai Fasilitator Lapangan (Wetlands International) dan Sdr. Aristo Hendrasta sebagai Sekretaris Jenderal (KeMANGTEER Indonesia).
Semnas juga dihadiri oleh stake holder terkait pengelolaan lingkungan dan hutan mangrove di Semarang dan Jawa Tengah, diantaranya Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah, perwakilan dari pengelola Maerakaca, pihak sponsor AQUA dan lain-lain.
Aneka SF yang Cantik
MC 2019 juga dimeriahkan dengan SF berjumlah 15 booth, yang didirikan di sekitar Pelataran Anjungan Semarang, Maerakaca. Para pengunjung terlihat antusias berkunjung ke masing-masing booth. Booth dibuka mulai pukul 08.00 WIB hingga berakhirnya acara.
Para pengunjung dan SF MC 2019 di Grand Maerakaca.
“Booth yang disediakan panitia cukup lebar dan beragam temanya,” kata salah satu pengunjung. “Saya bisa belanja aneka produk mangrove dari Mas Bamat dan Mbak Jamat, juga ada tas khusus perempuan, seperti saya. Semuanya ada. Jadi, saya jadi suka, sih, Mas,” lanjutnya.
Pada MC 2019 ini, panitia memang menyediakan beberapa produk komersial, makanan ringan, produk olahan mangrove, seperti batik dan jajanan, hingga booth komunitas, yang semuanya nampak semarak dan berjajar rapi.
“Saya senang, karena para pengunjung banyak yang datang ke booth kami,” kata salah satu anggota komunitas dari Seangle, Semarang. “Dengan begitu, mereka jadi lebih tahu dan makin kenal dengan produk-produk ramah lingkungan dari kami,” terangnya.
Rebutan Makanan di Workshop-Masak Jajanan Mangrove Mbak Jamat
Workshop Masak Olahan Jajanan Mangrove Mbak Jamat yang berbahan dasar tepung dari buah mangrove juga berlangsung meriah. Para pengunjung nampak saling berebut mencicipi makanan, pada saat workshop berlangsung.
Praktik Masak Kue Mangrove bersama Ibu Mufidah.
Mulai pukul 14.30 WIB, workshop dipandu secara langsung oleh Ibu Mufidah, yang merupakan Ketua Kelompok Bina Citra Karya Wanita (BCKW). Kelompok yang beranggotakan ibu-ibu istri nelayan pesisir di Mangkang Wetan, Semarang ini, mengolah buah mangrove menjadi tepung sebagai bahan dasar dari aneka makanan. Sebagai informasi, BCKW adalah salah satu dari dua kelompok warga binaan KeSEMaT.
“Kali ini, kita akan membuat kue lumpur dari tepung buah mangrove, ya,” ujar Ibu Mufidah, pada saat mempraktikkan prosesnya. “Bagaimana rasanya? Enak, kan?” tanyanya ke pengunjung.
Antusiasme para pengunjung mencicipi kue dari mangrove.
Pengunjung yang menyaksikan workshop, satu per satu mencicipi kue dan memuji rasanya. MC yang memandu jalannya acara, juga memberikan secara gratis kue lumpur untuk dicicipi pengunjung. Suasana menjadi sangat meriah.
“Enak sekali. Saya kira, tumbuhan mangrove tidak bisa diolah, ternyata bisa dimakan dan rasanya selezat ini. Gak nyangka!” terang salah satu peserta.
Setelah workshop selesai, para peserta dan pengunjung juga diperbolehkan untuk membawa kue lumpur sebagai oleh-oleh.
TS yang Semarak
TS MC 2019 mengangkat tema “Pemanfaatan Platform Digital dalam Keselamatan Kerja dan Mitigasi Bencana.” TS dilaksanakan secara outdoor di Pelataran Grand Maerakaca, PRPP, Semarang. TS yang dimulai pada pukul 15.30 WIB ini, dipandu oleh Sdr. Raditya R. Ananta (MENPORSI) dan Sdri. Baeti Karomatul Hidayah (staf MENDIKTAN).
TS outdoor di kawasan mangrove, salah satu spot terkeren di Maerakaca.
“Berbicara mengenai mitigasi bencana di Indonesia, kita semua tahu bahwa Indonesia merupakan negara yang rawan akan bencana. Dan, kebetulan Semarang adalah pusatnya daerah yang rawan terjadinya bencana,” jelas Bpk. Y. M. Yonata Kristanto, selaku Kepala Seksi Pencegahan BPBD Kota Semarang.
Lebih lanjut, Sdr. Tito Barudin, selaku Safety Supervisor PT Artha Mas Graha Andalan, Proyek YIA, Yogyakarta menjelaskan bahwa bagi masyarakat, terutama pekerja lapangan, dapat menggunakan Alat Pelindung Diri sebagai alat pertama untuk melindungi diri dari kecelakaan kerja.
“Perlu diketahui bahwa penanganan atas kecelakaan kerja dapat dilakukan melalui mekanisme kerja yang telah ditetapkan,” tambahnya.
Penyerahan kenang-kenangan dari Presiden KeSEMaT kepada Bpk. Yonata.
Pembicara terakhir, yaitu Sdr. Bifa A. Manuhuwa, selaku CEO Mangrover Unite menambahkan bahwa dalam mengurangi dampak kerusakan akibat bencana di wilayah pesisir, maka dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan mangrove sebagai tembok pertahanan utama.
“Maka dari itulah, penanaman mangrove perlu digalakan di seluruh pesisir Indonesia. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka Mangrover Unite membuat aplikasi yang dapat menjembatani antara relawan dengan donornya,” katanya lebih lanjut.
TS diakhiri dengan penyerahan plakat dan kenang-kenangan dari KeSEMaT yang diwakili oleh Presiden KeSEMaT dan Ketua Panitia MC 2019 kepada para pembicara, yang dilanjutkan dengan foto bersama.
Konser Live Music KeSEMaTUSTIK
Pada pukul 17.00 WIB, KeSEMaTUSTIK tampil sebagai guest star dengan menampilkan tiga buah lagu andalan mereka, yaitu Hijau Lebam, Kumis di Hari Kamis dan Mangrove Hidup Kita.
KeSEMaTUSTIK menggebrak panggung MC 2019 yang megah.
“Lagu dengan judul Kumis di Hari Kamis adalah lagu yang saya tulis di pesisir Rembang. Saat itu, saya melihat betapa terhimpitnya mangrove dengan adanya reklamasi. Menyadari kerusakan yang terjadi, saya tergugah menyampaikan kegelisahan saya melalui sebuah lagu,” terang Sdr. Gagas Tri Pamungkas (staf MENKEU), selaku salah satu personel KeSEMaTUSTIK.
Tampil di hadapan warga Semarang, KeSEMaTUSTIK merasa senang dapat menghibur mereka sekaligus mengkampanyekan pentingnya pelestarian hutan mangrove bagi keberlangsungan ekosistem di bumi untuk masa depan yang lebih baik.
“Kami berharap, lagu-lagu yang kami bawakan dapat menyentuh perasaan, bagi yang mendengarkannya, sekaligus akan membawa perubahan sikap mereka terhadap ekosistem mangrove, yang tentunya harus selalu kita jaga dan lestarikan bersama,” harap Sdr. Gagas.
Gemerlap Fashion Show (FS) Batik Mangrove Mas Bamat
Pada pukul 19.00 WIB, para model FS Batik Mangrove Mas Bamat tampil gemerlap, berlenggak-lenggok di catwalk outdoor, dengan gaun malamnya yang sangat indah. Tubuh mereka dibalut kain batik yang berasal dari koleksi terbaru Batik Mangrove Mas Bamat. FS ini bertujuan untuk mengenalkan mahakarya mangrove, berupa batik yang memiliki nilai estetika sangat tinggi.
Pesona para model FS Batik Mangrove Mas Bamat.
“Selain menjadi makanan yang lezat, mangrove juga mampu menghasilkan produk inovatif berdaya jual tinggi, yaitu Batik Mangrove,” jelas Ibu Mufidah. “Batik yang menggunakan pewarna dari limbah mangrove ini, juga kami padukan dengan motif mangrove berupa flora dan faunanya sehingga terciptalah batik yang elegan,” tuturnya.
CC Pembibitan, Penyulaman dan Penanaman Mangrove
Penyampaian materi mengenai “Pengenalan Ekosistem dan Teknik Rehabilitasi Mangrove” disampaikan oleh Sdr. Muksin Purnama (KeAMaT) yang ditanggapi dengan antusias oleh para peserta.
Menanam mangrove di MECoK, Jepara.
Peserta juga sangat aktif menanyakan mengenai cara penanaman mangrove yang baik dan benar, lokasi pengambilan bibit mangrove yang sesuai, kondisi medan yang terdapat di MECoK, jumlah spesies mangrove yang tumbuh di MECoK dan masih banyak lagi pertanyaan lainnya.
“Bibit mangrove yang akan kita tanam ini, awalnya dibibitkan terlebih dahulu, dengan bantuan polibek yang diisi tanah dari tempat asalnya,” jelas Sdr, Muksin. “Hal ini, bertujuan untuk mempercepat daya adaptasinya,” lanjutnya.
Sdr. Muksin menambahkan bahwa pembibitan dilakukan dengan cara mengambil propagul mangrove yang telah matang. Setelah diambil bagian buahnya, propagul tersebut kemudian ditancapkan pada polibek yang diletakkan di bedeng tertutup waring, dengan persentase penyinaran 75%.
FT ke Museum Kartini dan Pusat Oleh-Oleh di Jepara
Tidak berhenti di situ saja, keseruan MC 2019 kembali berlanjut dengan FT yang dilakukan di Museum Kartini dan Pusat Oleh-Oleh di Jepara.
Kunjungan ke Museum Kartini di Jepara.
“Berkat menjadi peserta MC 2019, saya akhirnya bisa datang ke tempat bersejarah ini. Museumnya sangat keren dan mengandung nilai-nilai sejarah yang tinggi, masih sangat kental dan terjaga sekali,” tutur salah satu peserta. “Di sini, saya merasa beruntung bisa melihat berbagai benda bersejarah peninggalan dari Ibu Kartini, juga bisa belanja oleh-oleh khas Kota Ukir Jepara. Pokoknya MC 2019 keren sekali,” ujarnya.
Keseluruhan acara MC 2019 berjalan dengan sukses, meriah, baik dan lancar yang ditutup dengan doa dan foto bersama semua peserta dan panitia. Sampai jumpa di MC 2020! (CAB/BJL/AP/ADM).