Semarang – KeSEMaTONLINE. KeSEMaT kembali sukses menyelenggarakan salah satu program konservasi mangrove tahunannya, yaitu Mangrove REpLaNT (MR) 2020 dengan tema “Mangrove for Urban Regional Planning.” MR 2020 yang dilaksanakan pada tanggal 31 Januari – 2 Februari 2020 di Balai Pendidikan dan Pelatihan Kota Semarang (BP2KS) dan Semarang Mangrove Center (SMC) Jawa Tengah (Jateng), Mangunharjo, Semarang ini, melibatkan ratusan orang selama tiga hari pelaksanaannya.
Tahun ini, MR terdiri dari serangkaian kegiatan, seperti Selayang Pandang (SP), Seminar Nasional (Semnas), Pelatihan, Penanaman dan Penyulaman Mangrove, Talk Show (TS), Focus Group Discussion (FGD) dan Field Trip (FT).
Hangatnya SP
SP dilaksanakan di Ruang Pelatihan BP2KS yang memperkenalkan tema besar MR 2020. Acara ini menarik antusiasme para peserta.
Suasana SP BP2KS.
“Saya perwakilan dari CSR perusahaan, dan saya bersama teman-teman saya, sangat tertarik mengikuti MR, setelah mengetahui tema yang akan dibahas,” kata salah seorang peserta dari Tangerang.
SP dibuka dengan sambutan-sambutan dari Sdr. Bambang J. Laksono (MENSETSI), selaku Ketua Pelaksana MR 2020, yang dilanjutkan dengan Sdr. lham Kuncahyo (Presiden). Sesi Perkenalan Diri Peserta menjadi acara berikutnya, yang disambung dengan Pemutaran Video Profil KeSEMaT.
“Saya berasal dari Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada. Motivasi saya mengikuti MR 2020 adalah ingin menambah wawasan dalam bidang Pemetaan Mangrove di Indonesia,” ujar peserta lainnya dari Yogyakarta.
Ketua Pelaksana MR 2020 menyambut para peserta.
“Ada sebuah pepatah yang mengatakan, bahwa tak kenal maka tak sayang. SP diharapkan dapat mengawali jalinan pertemanan yang kuat antara peserta dan panitia,” tambah Sdr. Ababil (MENWEBNET), selaku Master of Ceremony (MC). “Semoga pertemanan kita dapat terus terjalin setelah MR selesai, sehingga dapat menebar manfaat, khususnya untuk mangrove yang ada di Indonesia,” harapnya.
Sdr. Bambang menambahkan bahwa SP juga diadakan untuk menambah jaringan relasi para pegiat mangrove, mengingat para peserta berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Pelatihan Pewarnaan Batik Mangrove (P2BM)
P2BM diselenggarakan pada hari kedua, di pagi hari. Selama acara berlangsung, para peserta tertarik dengan keunikan Batik Mangrove (BM). Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang dilontarkan.
Belajar mencanting BM.
Pelatihan dipandu langsung oleh Ibu Mufidah (Ketua Kelompok Srikandi Pantura – SP). SP sendiri adalah sebuah kelompok Ibu-ibu warga pesisir SMC Jateng yang memproduksi BM. Sebagai informasi, SP adalah warga binaan KeSEMaT yang sudah beroperasi membuat BM sejak tahun 2012.
“Pewarnaan BM menggunakan bahan baku dari propagul salah satu jenis mangrove, yaitu Rhizophora atau Bakau yang sudah membusuk dan jatuh ke tanah,” jelas Ibu Mufidah. “Warna yang dihasilkan dari pewarnaan ini hanya coklat saja. Namun, warnanya bisa diubah menjadi warna yang lebih pekat, tergantung dari intensitas pencelupan, juga bahan penguncinya,” jelasnya lebih lanjut.
Peserta diajarkan menggambar pola BM menggunakan malam, lalu tahap selanjutnya direndam dengan menggunakan pewarna mangrove. Masing-masing peserta juga mendapatkan BM-nya sendiri untuk dibawa pulang.
Pencelupan BM.
“Warna coklat yang ditimbulkan akan makin tua, jika perendaman dilakukan semakin sering, begitu pula sebaliknya,” kata Sdr. Ilham. “Jadi, warna akan makin muda jika semakin sedikit intensitas perendamannya,” lanjutnya.
Ibu Mufidah juga menerangkan bahwa salah satu kelebihan BM adalah amannya limbah yang dihasilkan, karena tidak menggunakan bahan yang berbahaya sehingga ramah lingkungan.
“Saya baru tahu, ternyata mangrove juga bisa dijadikan pewarna batik. Ini merupakan sebuah inovasi yang unik. Selepas MR 2020, akan saya coba terapkan di daerah saya,” ujar peserta dari Pati.
Setelah para peserta menyelesaikan proses perendaman, kemudian BM dijemur. Pelatihan ditutup dengan sesi tanya jawab.
Meriahnya Semnas
Semnas mengundang para pembicara yang ahli di bidangnya, masing-masing, yaitu Bpk. Irfan Darliazi Yananto (Direktorat Lingkungan Hidup, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional – BAPPENAS), Jakarta, Bpk. M. Imran Amin (Direktur Mangrove Ecosystem Alliance, The Nature Conservancy – TNC), Jakarta dan Prof. Sudharto P. Hadi, MES, PhD, Universitas Diponegoro – UNDIP), Semarang.
Suasana Semnas MR 2020.
Semnas juga dihadiri oleh ratusan peserta dan tamu undangan dari berbagai kalangan, diantaranya dari afiliasi KeSEMaT, yaitu Yayasan Inspirasi Keluarga KeSEMaT (IKAMaT), Komunitas Keluarga Alumni KeSEMaT (KeAMaT), CV KeSEMaT Mangrove Indonesia (KeMANGI) dan Komunitas KeSEMaT Mangrove Volunteer (KeMANGTEER).
Selain itu, terdapat juga berbagai dinas dan instansi terkait, yaitu Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Semarang dan Provinsi Jateng, Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Pati, Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (PUSDATARU) Provinsi Jateng, Yayasan Konservasi Alam Nusantara, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jateng, Biro Infrastruktur dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah (ISDA) Provinsi Jateng, Senat Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UNDIP, warga pesisir, LSM, media massa, pemerhati lingkungan dan lain-lain.
Para pembicara menyampaikan materinya.
“Rasa syukur saya panjatkan kepada-Nya, karena MR 2020 dapat dilaksanakan dengan baik. Saya berharap dengan adanya Semnas MR 2020 ini, maka kita semua dapat menambah pengetahuan mengenai penataan ruang di kawasan pesisir, seiring dengan adanya fakta pemindahan Ibu Kota Negara,” kata Sdr. Bambang dalam sambutannya. “MR kali ini juga akan memperdalam peranan hutan mangrove untuk konsep pembangunan yang berkelanjutan,” lanjutnya.
Bpk. Arief Marsudi Harjo (Komisaris – CV KeMANGI), pada saat menyampaikan sambutannya menunjukkan rasa senangnya atas antusiasme para peserta MR 2020.
“Saya senang, juga ada rasa terkejut. Biasanya, MR didominasi mahasiswa, tapi di tahun ini, lebih banyak didominasi oleh Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian. Terima kasih atas keikutsertaannya dan selamat datang di Semarang,” ungkapnya.
Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi yang dimoderatori oleh Sdri. Rahmayani Kurnia Ain (MENSEK).
Semnas dihadiri para pegiat mangrove dari berbagai kota di Indonesia.
Materi pertama hingga ketiga, berturut-turut disampaikan oleh Bpk. Irfan mengenai “Mangrove dalam Perencanaan Pembangunan Nasional,” Bpk. M. Imran mengenai “Promoting Ecosystem-based Adaptation Through Integrated Coastal Restoration” dan Prof. Sudharto mengenai “Peran Mangrove dalam Pelestarian Wilayah Pesisir.”
Semnas menghasilkan beberapa kesimpulan, diantaranya hutan mangrove di Kalimantan, terutama di lokasi pembangunan ibukota negara yang baru, akan dikembangkan menjadi daerah ekowisata, sehingga keseimbangan ekosistemnya akan tetap terjaga.
Selain itu, temuan adanya tren penurunan banjir rob di Mangunharjo, Semarang yang salah satunya karena eksistensi vegetasi mangrove, menjadikannya sebagai SDA esensial-penting untuk terus dikembangkan pengelolaannya, mengingat manfaatnya yang sangat besar bagi terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
Pelatihan Rehabilitasi Mangrove (PRM)
PRM dilaksanakan pada pukul 14.00 hingga 15.00 WIB. Pelatihan ini menghadirkan Sdr. Cahyadi A. Kurniawan (Direktur Eksternal – Yayasan IKAMaT) yang menyampaikan materi mengenai “Pengertian, Identifikasi dan Teknik Rehabilitasi Mangrove.”
Suasana PRM.
Sdr. Cahyadi mempresentasikan materinya dengan menarik sehingga para peserta antusias untuk bertanya lebih lanjut.
“Rehabilitasi yang saya pahami selama ini, ternyata berbeda dengan restorasi. Dari pelatihan ini, saya bisa mengerti perbedaan antara keduanya,” jelas salah satu peserta dari Bandung.
Acara ditutup dengan penyerahan plakat dan foto-bersama dengan pembicara dan peserta.
Pelatihan Pemetaan Mangrove (P2M) dan Drone
P2M merupakan pelatihan ketiga dalam rangkaian pelatihan di MR 2020 yang disampaikan oleh Sdr. Bagus Rahmattullah Dwi Angga (CEO – Mangrove Map).
Antusias peserta mencoba drone.
Pelatihan diawali dengan penyampaian materi secara umum oleh pembicara mengenai “Dasar-Dasar Pemetaan Mangrove.”
Setelah selesai, kegiatan dilanjutkan dengan Praktik Olah Data Pemetaan Mangrove yang dilakukan oleh seluruh peserta, dipandu langsung oleh pembicara dan panitia.
Acara berikutnya adalah Praktik Penerbangan Drone yang dilakukan di luar ruangan. Para peserta berkesempatan mencoba menerbangkannya secara langsung, sembari mempraktikkan teknik pengambilan data mangrove menggunakan drone.
Sdr. Fadzil E. J. Saputra (Staf MENKOMSI) mengatakan bahwa para peserta nampak bersemangat mengikuti P2M, terutama pada saat menerbangkan drone.
Inspirasi TS
Malam harinya, MR 2020 dilanjutkan dengan TS yang mengangkat tema menarik seputar “Hidup Aman dengan Mangrove.”
TS menampilkan para tokoh masyarakat di tiga kota pesisir.
“Tema ini sengaja kami pilih, karena ingin mengetahui secara mendalam mengenai peranan mangrove bagi kehidupan warga pesisir, yang dirasakan secara langsung oleh mereka, sehari-hari,” kata Sdri. Ega N. B. Utami (Staf MENPUSMAT), selaku moderator. “Saya harap, hasil TS ini, bisa jadi solusi dalam mengatasi permasalahan pesisir kita,” lanjutnya.
TS menghadirkan tiga narasumber yang merupakan tokoh masyarakat di kawasan pesisir Demak, Semarang, dan Kendal, yaitu Bpk. H. Agus Salim, S.Pd.I., M.Pd.I. (Kepala Desa Bedono, Demak), Bpk. Ali Imron (Ketua Kelompok Tani Mangrove Mangunharjo, Semarang) dan Bpk. Wasito (Ketua Pusat Pemberdayaan dan Pelayanan Masyarakat Pesisir, Kendal).
Penyerahan plakat dan kenang-kenangan.
Narasumber lainnya, selaku perwakilan dari generasi milenial adalah Sdri. Adelia H. Sugiarto (Putri Maritim Indonesia Pariwisata).
Pada saat TS terungkap bahwa Putri Maritim Indonesia Pariwisata mempunyai tugas untuk melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai manfaat dan pentingnya sumber daya laut bagi kesejahteraan seluruh masyarakat.
Selanjutnya, warga pesisir di Pantai Utara Jawa, terutama di Demak, Semarang dan Kendal juga terlibat aktif dalam upaya pelestarian hutan mangrove, mengingat fungsi dan manfaatnya yang besar bagi keberlangsungan hidup umat manusia.
Serunya FGD
Acara dilanjutkan dengan FGD yang membahas materi TS yang telah disampaikan oleh keempat narasumber.
Mencari solusi permasalahan pesisir.
“FGD mengangkat permasalahan yang dialami oleh para narasumber di daerahnya masing-masing,” jelas Sdri. Ega. “Peserta diharapkan dapat menemukan solusi atas permasalahan tersebut,” tambahnya.
FGD membagi peserta menjadi tiga kelompok yang mewakili Demak, Semarang dan Kendal. Mereka mencoba memberikan solusi terhadap beberapa kasus, seperti sanitasi lingkungan, pencemaran limbah plastik, banjir rob, penebangan pohon mangrove dan lain-lain.
FGD ditutup dengan pemaparan hasil diskusi dan tanggapan dari masing-masing kelompok.
“Beberapa rekomendasi dari FGD yang diserahkan kepada panitia, akan diteruskan kepada pihak terkait di ketiga wilayah tersebut, sebagai bahan rekomendasi bagi pengelolaan mangrove di kawasan pesisirnya,” kata Sdr. Bambang.
Meriahnya Penanaman 1.500 Bibit Mangrove
Puncak acara MR 2020 adalah Penanaman 1.5000 Bibit Mangrove jenis Rhizophora di pesisir pantai SMC Jateng. Tak hanya penanaman, kegiatan juga dilanjutkan dengan Penyulaman Bibit Mangrove yang telah ditanam sebelumnya, pada saat Mangrove Restoration (MANGRES) 2019 yang lalu.
Pembukaan acara.
Acara berlangsung sangat meriah, yang dihadiri oleh mitra kerja, afiliasi, tamu undangan, sponsor, media partner dan warga setempat. Beberapa perwakilan yang turut melakukan penanaman mangrove secara seremonial, diantaranya adalah Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPJT), IKAMaT, KeAMaT, KeMANGTEER, KeMANGI, DLHK Provinsi Jateng, Yayasan Alumni UNDIP dan Biznet.
Foto bersama sebelum penanaman.
Acara dibuka dengan sambutan-sambutan, penyerahan bibit mangrove kepada perwakilan pegiat mangrove di SMC Jateng dan foto bersama. Kegiatan dilanjutkan dengan penanaman bersama dan bersih diri.
“Saya sangat senang, karena masih banyak yang peduli dengan mangrove di lingkungan pesisir,” kata Bpk. Ferry, selaku pegiat mangrove di Mangunharjo. “MR 2020 yang diadakan oleh Adik-adik KeSEMaT ini, seperti menjadikan kita untuk lebih sadar lagi, akan pentingnya mangrove untuk bumi. Sebagai perwakilan pegiat mangrove di sini, saya sampaikan terima kasih dan selamat datang di daerah kami,” sambutnya.
FT ke Lawang Sewu dan Pusat Oleh-Oleh
Keseruan MR 2020 terus berlanjut dengan FT ke Lawang Sewu dan dan Pusat Oleh-Oleh Bandeng Juwana di Pamularsih, Semarang.
FT ke Lawang Sewu.
“Ini pertama kalinya saya ke Lawang Sewu dan Pusat Oleh-Oleh Semarang. Saya senang, karena dapat melihat keindahan wisata di Semarang,” kata salah satu peserta dari Malang. “Tempatnya asyik, ramai dan menarik. Saya suka. Saya juga membeli oleh-oleh Lumpia Semarang untuk keluarga di rumah,” ujarnya.
Setelah FT, panitia mengajak peserta kembali ke BP2KS untuk penutupan acara. Panitia menayangkan Video After Movie MR 2020, menyerahkan Sertifikat MR 2020 dan juga Batik Mangrove Mas Bamat, sebagai kenang-kenangan.
Keseluruhan acara MR 2020 berjalan meriah, sukses dan lancar yang diakhiri dengan penutupan dan foto bersama. (BJL/ADM/AP).