Semarang – KeSEMaTONLINE. Hama mangrove bermacam-macam. Seperti tumbuhan darat lainnya, mangrove juga memiliki hama yang dapat mengancam keberadaannya. Bibit-bibit mangrove berusia kurang dari tiga bulan adalah makanan lezat bagi hama, seperti gastropoda dan kepiting.
Gastropoda (keong) biasanya melekat dan memangsa daun mangrove. Selanjutnya, kepiting jenis Metopograpsus dan Episesarma, sering terlihat memangsa batang bibit hingga putus. Kepiting “tergiur” dengan rasa manis yang dimiliki batang bibit mangrove.
Setelah tiga bulan, biasanya banyak ditemukan ulat dan scale insect (sejenis serangga berwarna putih) yang memangsa daun hingga berlubang.
Untuk mengatasi ketiga hama di atas, maka dapat dilakukan dengan tindakan pencegahan dan perawatan. Dua kali penyiraman (pagi dan sore) dengan menggunakan air laut, adalah tindakan preventif yang sangat ampuh.
Selain itu, sebelum ditanam di polibek, bibit mangrove sebaiknya direndam menggunakan air tawar selama dua hari, untuk menghilangkan kadar gula yang terkandung di dalam propagul.
Apabila bibit telah terserang hama, ulat, gastropoda dan kepiting, maka hanya perlu diambil satu persatu, lalu dikembalikan ke sedimen, sementara ulat dapat dimatikan.
Untuk penanganan scale insect, biasanya disemprot insektisida dengan dosis yang aman bagi lingkungan. (DPU/AP/ADM).