Semarang – KeSEMaTONLINE. KeSEMaT kembali mendampingi kegiatan Project Reform#7 AIESEC in Semarang yang bertujuan untuk menanam bibit mangrove. Kegiatan ini diadakan oleh organisasi yang memiliki fokus pada SDGs, yaitu Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales (AIESEC) yang terdapat di Semarang.
Kegiatan ini bertujuan agar dapat memulihkan kondisi ekosistem mangrove dan juga sebagai sebuah kontribusi dalam aksi penyelamatan kawasan pesisir di Semarang. (11/02/21).
Kegiatan dimulai pada pukul 09.00 WIB menuju ke lokasi penanaman mangrove. Bersama Bpk. Anwar, selaku penggiat mangrove setempat, aksi penanaman kali ini, kembali dilaksanakan di Semarang Mangrove Center (SMC) Jawa Tengah (Jateng).
Sebelum menanam, Bpk. Anwar memberikan penjelasan mengenai teknik menanam bibit mangrove yang baik dan benar, berikut faktor-faktor yang dapat merusak bibit mangrove. Setelah itu, dilakukan penanaman bibit mangrove jenis Rhizophora secara langsung, di sekitar area pertambakan.
Penanaman mangrove di SMC Jateng.
Acara dilanjutkan dengan sharing session antara KeSEMaT dengan AIESEC mengenai mangrove. Sdri. Endang Setyawati (staf MENDIKTAN), sebagai pemateri menjelaskan bahwa penanaman bibit mangrove perlu dilakukan di daerah pesisir, terutama daerah yang sudah rusak oleh ulah manusia dan faktor alam lainnya.
“Penanaman bibit mangrove juga harus mempertimbangkan beberapa hal, seperti tipe substrat, jenis bibit, salinitas, ketinggian, pasang surut dan parameter lingkungan lainnya di sekitarnya, agar bibit yang ditanam dapat tumbuh dengan optimal,” jelas Sdri. Endang.
Sdr. Frans Alexander Nainggolan (MENWEBNET) yang juga hadir, dalam kesempatan ini menjelaskan bahwa kondisi mangrove di pesisir Semarang sudah sangat memprihatinkan.
“Kondisi mangrove di pesisir Semarang, sangat memprihatinkan. Untuk itulah, KeSEMaT sudah hadir di sini, selama kurang lebih dua puluh tahun terakhir, untuk ikut menjaga mangrove di pesisir Semarang agar tetap lestari dan terjaga keberadaannya,” ujar Sdr. Frans. “KeSEMaT yang notabene sudah sangat dekat dengan masyarakat pesisir, membuat kami yakin bahwa usaha konservasi mangrove kami didukung banyak pihak, sehingga kami bertekad tetap menjaga konsistensinya,” tambahnya.
Penyerahan plakat kepada KeSEMaT.
Peserta tampak antusias mendengarkan penjelasan dari KeSEMaT, hal ini ditunjukkan dengan beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peserta kepada KeSEMaT. Tidak sedikit juga yang tertarik dengan manajemen organisasi yang dikembangkan KeSEMaT, sehingga dapat menjadi organisasi mangrove yang diakui di level nasional dan internasioanl.
“Saya terkejut, ternyata KeSEMaT memiliki warga binaan yang sudah dibentuk bertahun-tahun lalu, dan masih eksis hingga sekarang,” puji Sdri. Reviyana Atika, selaku ketua pelaksana. “Hal ini, tentunya menjadi contoh yang baik bagi kami, agar kami dapat terus menebarkan asas kebermanfaatan secara kontinyu,” lanjutnya.
Keseluruhan acara berlangsung dengan baik dan lancar, yang diakhiri pada pukul 11.00 WIB dengan penutupan, berupa penyerahan plakat dan foto bersama. (ADM/ES/FAN).