Semarang – KeSEMaTONLINE. Pada tanggal 22 Juli 2021, KeSEMaT yang diwakili oleh Sdr. Ghifar Naufal Aslam (Presiden) menjadi narasumber dalam webinar BISIK: Bicara Seru Tentang Iklim dengan tema “Reducing The Impacts and The Consequences of Climate Change” yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Mahasiswa Mikrobiologi (PERMAHAMI), Universitas Gadjah Mada (UGM) di platform Zoom Cloud Meetings.
Dalam kesempatan ini, Sdr. Ghifar berbagi pengalaman dan pengetahuannya mengenai kiprah KeSEMaT dalam aksi nyata pemuda dalam upaya penyelamatan ekosistem mangrove dan pesisir.
“Senang sekali, hari ini, saya bisa berbagi pengalaman serta pengetahuan mangrove saya selama berkarya di KeSEMaT,” kata Presiden. “Materi mangrove yang saya sampaikan juga mendapatkan antusias yang luar biasa dari para peserta webinar, kali ini,” tambahnya.
Kegiatan diawali dengan sambutan-sambutan dan pemaparan materi dari kedua narasumber. Materi pertama disampaikan oleh Prof. Irfan Dwidya P., Ph.D. (Guru Besar Mikrobiologi UGM) yang menjelaskan mengenai peran mikroba dalam mengurangi dampak perubahan iklim.
Materi selanjutnya disampaikan oleh Sdr. Ghifar yang menyampaikan kiprah KeSEMaT dalam upaya penyelamatan lingkungan dan peran mangrove dalam perubahan iklim.
“Indonesia memiliki luasan mangrove yang sangat luas, yaitu mencapai 3,31 juta hektar, atau mencapai 21% dari total ekosistem mangrove di seluruh dunia,” jelas Presiden. “Namun, sayang sekali, tingkat degradasi hutan mangrove kita mencapai 50 ribu hektar tiap tahunnya. Kerusakan tersebut disebabkan oleh perubahan iklim yang terjadi, maupun aktivitas manusia,” jelasnya lebih lanjut.
Presiden juga manambahkan bahwa apabila hutan mangrove dapat terjaga dengan baik, maka karbon dapat tersimpan lima kali lebih besar, dibandingkan dengan hutan yang terdapat di darat, sehingga hutan mangrove mampu menjadi tempat simpanan karbon yang efisien.
Aksi KeSEMaT dalam upaya penyelamatan lingkungan tersebut dilakukan dengan cara konvesional dan digital, pembuatan start-up mangrove, pendirian brand mangrove bahkan menjadikan mangrove sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari.
“Semoga kami dapat menularkan semangat konservasi mangrove kepada masyarakat luas sehingga mampu menciptakan aktor penyelamat lingkungan yang baru,” kata Sdr. Ghifar. “Jangan lupa, aksi penyelamatan dan pengelolaan mangrove, juga lingkungan harus dilakukan secara konsisten dan terukur,” ujarnya mengingatkan.
Acara webinar diakhiri dengan tanya jawab, closing statement dari masing-masing narasumber dan juga sesi dokumentasi. (GNA).