Semarang – KeSEMaTONLINE. KeSEMaT kembali sukses menyelenggarakan salah satu program konservasi mangrove tahunannya, yaitu Mangrove REpLaNT (MR) 2022 dengan tema “Mangrove for National Economic Recovery.” MR 2022 dilaksanakan pada tanggal 19 – 21 April 2022 di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Jawa Tengah (Jateng) dan Semarang Mangrove Center (SMC) Jateng, Mangunharjo, Semarang.
Registrasi peserta MR 2022.
MR 2022 terdiri dari serangkaian kegiatan, seperti Seminar Nasional (Semnas), Focus Group Discussion (FGD), Pelatihan Pengenalan, Pemetaan, Batik dan Kopi Mangrove, Penanaman Mangrove dan Field Trip (FT). Peserta MR 2022 berasal dari berbagai kota di Indonesia.
Indahnya Kebersamaan di Selayang Pandang (SP)
MR 2022 dibuka dengan SP. SP merupakan kegiatan awal untuk memperkenalkan tema umum dari MR 2022. SP juga memiliki tujuan untuk saling mengenalkan antar peserta dan panitia satu dengan lainnya. SP dibuka dengan sambutan-sambutan dari Sdr. Anggoro Da’an Budi Saputro (MENWIRA), selaku Ketua Pelaksana MR 2022, yang dilanjutkan dengan Sdr. Ghifar Naufal Aslam (Presiden).
Suasana SP.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi perkenalan diri para peserta, yang disambung dengan Pemutaran After Movie MR 2021 sebagai sebuah informasi mengenai keseluruhan rangkaian kegiatan MR di tahun lalu.
”Perkenalkan, saya Ahmad Khudori. Panggilan saya Dori. Saya berasal dari KeMANGTEER Serang, Pandeglang, Banten. Saya sangat senang bertemu Bapak dan Ibu, juga teman-teman sekalian yang berasal dari seluruh penjuru Indonesia, untuk bersama-sama belajar mengenai mangrove,” ujar Sdr. Dori, salah satu peserta MR 2022.
Menyaksikan video MR.
Peserta lainnya, dari Banggai, Sulawesi Tengah (Sulteng) yang bernama Bpk. Sofyanto Hapari, juga mengungkapkan kesan pertamanya mengikuti MR 2022.
“Saya berasal dari LSM Wahana Hijau Indonesia, Banggai, Sulteng. Ini pertama kalinya saya datang jauh-jauh dari Sulawesi ke Semarang,” ujar Bpk. Sofyanto. “Saya tertarik dengan acara ini dikarenakan saya ingin belajar bersama terkait produk olahan mangrove untuk saya kembangkan di tempat saya,” tambahnya.
Materi P2EM.
Sdri. Hani Fauziah (staf MENKEU), selaku Master of Ceremony (MC) menjelaskan bahwa SP merupakan wadah bagi panitia dan peserta untuk saling mengakrabkan diri. Dari sinilah, nanti akan timbul sharing pengalaman dan bertukar ide gagasan untuk aksi penyelamatan hutan mangrove di Indonesia.
“Semoga dengan perkenalan singkat ini, akan dapat menambah relasi dan tali silaturahmi kita, sehingga dapat menebar kebermanfaatan dari ilmu yang nantinya kita dapat dari MR 2022 ini. Saya juga berharap agar ilmu ini akan dapat diterapkan pada kehidupan kita sehari hari, di daerah kita masing-masing,” harap MC.
Materi ruangan P2BM.
Pelatihan Pengenalan Ekosistem Mangrove (P2EM)
Setelah melewati hangatnya SP, para peserta diajak melanjutkan kegiatan selanjutnya, yaitu P2EM. P2EM disampaikan oleh Sdri. Sari Poncowati (AMaT). Sdri. Sari telah memiliki banyak pengalaman dalam hal eksplorasi hutan mangrove di Indonesia.
Materi ekosistem mangrove yang disampaikan, terdiri dari pengenalan mangrove secara umum, manfaat dari mangrove dari segi ekologi dan ekonomi, beserta upaya pelestariannya.
“Saya baru tahu, kalau mangrove dengan bakau itu berbeda,” ujar salah satu peserta MR 2022 dari Pemalang. “Dan, saya juga baru tahu, kalau mangrove dapat diolah menjadi aneka olahan makanan dan minuman,” tambahnya.
Membatik mangrove.
Pada akhir pelatihan, dilakukan penyerahan plakat dan kenang-kenangan dari ketua pelaksana kepada pemateri, dan juga diadakan sesi foto bersama dengan peserta.
Pelatihan Pewarnaan Batik Mangrove (P2BM)
Kegiatan dilanjutkan dengan istirahat dan salat Zuhur. Setelah itu, diadakan P2BM. P2BM dilatih oleh Ibu Mufidah (Srikandi Pantura), yaitu kelompok ibu-ibu pesisir pengolah batik mangrove yang merupakan warga binaan KeSEMaT. Ibu Mufidah, selaku ketua kelompok fokus pada pengolahan batik mangrove sejak tahun 2012.
Proses pewarnaan batik mangrove.
“Batik mangrove berasal dari propagul mangrove yang telah membusuk, lalu dijadikan pewarna untuk pembuatan batik mangrove ini. Jadi, kami menggunakan bahan limbah dari mangrove. Dari limbah menjadi rupiah,” terang Ibu Mufidah. “Motif dari batik mangrove terdiri dari motif ekosistem mangrove, mulai dari propagul, ikan, udang, pohon, bakau dan lain-lain,” terangnya lebih lanjut.
Ibu Mufidah juga menjelaskan bahwa kelompoknya telah berhasil memasarkan produk batik mangrovenya tak hanya di dalam negeri saja, melainkan sudah merambah pasar luar negeri. Hal ini, membuat usahanya dapat membantu meningkatkan ekonomi keluarga. Dia berharap, agar para warga pesisir juga dapat memanfaatkan mangrove untuk menjadi batik yang bernilai jual tinggi.
Materi P2MD.
Setelah sesi pemaparan materi ruangan selesai, peserta diarahkan menuju pelataran untuk melakukan praktik membatik mangrove secara langsung. Mereka diberi selembar kain putih yang akan digambar pola menggunakan canting yang berisi malam.
“Jujur, ini pertama kalinya saya membatik. Memang susah-susah gampang dan harus bersabar,” ujar Sdri. Faiz, salah satu peserta MR 2022. “Warna yang dihasilkan oleh pewarna mangrove, yakni coklat yang pekat,” ujarnya lebih lanjut.
Tanya jawab P2MD.
Pelatihan Pemetaan Mangrove dan Drone (P2MD)
Pelatihan ketiga pada hari pertama adalah P2MD. Pelatihan ini diajarkan oleh Sdr. Bagus Rahmattullah Dwi Angga (Mangrove Map). Sdr. Bagus mengajarkan mengenai software pemetaan mangrove, diantaranya Agisoft PhotoScan dan QGIS.
“Pengolahan data merupakan tahapan yang dilakukan setelah mengambil data foto udara menggunakan drone,” ungkap Sdr. Bagus. “Dengan pemetaan mangrove, kita dapat mengetahui luasan mangrove tanpa harus mengukur langsung di lapangan, atau dengan kata lain, kita dapat mengefisiensikan waktu, tenaga dan biaya,” ungkapnya lebih lanjut.
Suasana Semnas MR 2022.
Setelah praktik pengolahan foto udara, para peserta diajak ke luar untuk praktik penerbangan drone yang dipimpin langsung oleh pemateri.
”Ketika kita ingin menerbangkan drone untuk memetakan luasan mangrove, maka harus melihat faktor cuaca. Kita tidak boleh menerbangkannya ketika hujan,” jelas CEO Mangrove Map ini. “Selain itu, kita juga harus melihat faktor pencahayaan. Pengambilan data sebaiknya dilakukan pada saat pencahayaannya banyak atau pada saat siang hari, ketika cuaca terik,” tambahnya.
Sambutan Ketua Pelaksana MR 2022.
Meriahnya Semnas
Pada hari kedua dilaksanakan semnas. Semnas MR 2022 mengangkat tema “Pemanfaatan Mangrove untuk Meningkatkan Perekonomian Masyarakat” yang menghadirkan tiga pembicara berpengalaman pada bidang tersebut.
Adapun ketiga pembicara tersebut adalah Bpk. Ir. Noviar, M. B. A. (Kepala Kelompok Kerja Perencanaan Restorasi Gambut dan Mangrove – BRGM), Jakarta; Bpk. Wachana Ari Purwanto (Ketua Kelompok Tani Mangrove Sidodadi Maju), Rembang dan Bpk. Ubaidillah, S. E. (Manajer Administrasi, PT Indonesia Power (IP) PGU), Semarang.
Penyampaian materi Semnas MR 2022.
Semnas dipandu oleh seorang moderator, yaitu Sdri. Qorriah Nur Hasanah (MENPORSI). Materi pertama hingga ketiga, secara berturut-turut disampaikan oleh Bpk. Noviar mengenai “Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Padat Karya,” kemudian dilanjutkan Bpk. Wachana memaparkan “Kelompok Tani Sidodadi Maju, Rembang dan Dampak Program PEN Padat Karya bagi Kelompok,” dan Bpk. Ubaidillah yang menjelaskan “Program CSR IP Semarang, Kopi Mangrove Arjuna untuk Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Pesisir.”
Tanya jawab Semnas MR 2022.
Hasil dari penyampaian materi yang sangat baik dari pemateri, memunculkan banyak pertanyaan dari peserta dan tamu undangan.
Tanya Jawab Semnas
“Mangrove merupakan tanaman yang sangat potensial, disamping dapat menahan gelombang besar yang menghantam pesisir, mangrove juga dapat dimanfaatkan sebagai produk dan ekowisata yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat,” kata Bpk. Koeswadi, salah satu peserta MR 2022. “Kami harap, upaya rehabilitasi 600 ribu hektar mangrove hingga tahun 2024 akan dapat terlaksana dengan baik, dan menyebar ke seluruh penjuru di Indonesia,” harapnya lebih lanjut.
Para peserta MR 2022 dari seluruh Indonesia.
Setelah sesi tanya jawab, semnas ditutup dengan penyerahan plakat dan kenang-kenangan kepada pemateri dan foto bersama dengan peserta yang hadir. Semnas yang dihadiri oleh beberapa instansi dan afiliasi KeSEMaT ini, mendapat banyak pujian.
“Kami senang sekali diundang KeSEMaT untuk hadir di MR 2022. Kami dari BRGM, justru ingin belajar banyak dari KeSEMaT dalam mengelola hutan mangrove,” ungkap Bpk. Noviar. “KeSEMaT adalah organisasi mahasiswa yang sudah sangat maju dan dikenal di lingkup nasional dan khalayak luas,” ungkapnya lebih lanjut.
Penyerahan plakat dan kenang-kenangan kepada pembicara.
Selain para peserta dari seluruh Indonesia, semnas tahun ini, juga semakin meriah karena dihadiri oleh perwakilan Kepala Biro Provinsi Jateng, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Pemali Jratun, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jateng, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jateng, Dinas Pertanian (DISPERTAN) Kota Semarang, Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Jateng Wilayah III, Yayasan Inspirasi Keluarga KeSEMaT (IKAMaT), Komunitas Keluarga Alumni KeSEMaT (KeAMaT), CV KeSEMaT Mangrove Indonesia (KeMANGI), Komunitas KeSEMaT Mangrove Volunteer (KeMANGTEER), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UNDIP, warga pesisir, LSM, media massa, pemerhati lingkungan dan lain-lain.
Foto bersama selepas Semnas MR 2022.
Semnas MR 2022 menghasilkan beberapa kesimpulan yang menarik, diantaranya kawasan hutan mangrove merupakan tanaman potensial yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, mulai dari bidang ekologi maupun ekonomi.
Program PEN Padat Karya oleh BRGM bertujuan untuk memulikan perekonomian nasional akibat dari dampak Pandemi Covid-19. Oleh karenanya, dengan memanfaatkan mangrove, maka akan dapat sejalan dengan program PEN Padat Karya dengan upaya pelestariannya.
Suasana FGD MR 2022.
Serunya FGD
Setelah istirahat, para peserta kembali ke ruang pelatihan untuk melakukan FGD. Adapun FGD tersebut membahas topik yang telah disampaikan pada semnas sebelumnya. Diskusi kali ini, mengenai analisis Strength, Weakness, Opportunities and Threats (SWOT) pemanfaatan produk mangrove untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Kami membagi peserta menjadi tiga kelompok, lalu kami menginstruksikan untuk tiap kelompok melakukan analisis SWOT,” ujar Sdri. Syifa Nur Arrahmah (staf MENPORSI), selaku fasilitator FGD. “Dari FGD ini, kami menemukan inovasi-inovasi dari akar permasalahan seputar pemanfaatan mangrove untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, yang telah disampaikan ketika semnas,” tambahnya.
Presentasi kelompok.
Saat sesi FGD, para peserta terlihat sangat aktif. Mereka diberikan waktu selama 20 menit untuk mendapatkan solusi terbaik atas permasalahan yang terjadi seputar PEN.
“Kami telah mendiskusikan mengenai pemanfaatan mangrove, dan kami dapatkan bahwa mangrove memiliki peluang yang cukup besar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, karena produk mangrove merupakan produk yang belum banyak ditemukan di pasaran sehingga memiliki peluang yang cukup besar,” jelas Sdri. Nazila, salah satu peserta MR 2022. “Akan tetapi, disamping peluangnya yang cukup besar, harus disertai juga dengan upaya pelestariannya, tidak boleh dilakukan eksploitasi secara berlebihan,” tambahnya.
Foto bersama, selepas FGD.
Setelah saling memaparkan solusi dari masing-masing kelompok, peserta juga diberikan waktu untuk saling menanggapi.
“Hasil dari FGD kali ini, akan panitia catat dan simpan sebagai arsip. Mengingat kami tergabung di jaringan mangrove lokal, nasional bahkan internasional, nantinya, arsip tersebut akan kami teruskan kepada pihak terkait, sebagai bahan rekomendasi bagi para pegiat mangrove dalam mengelola produk mangrovenya,” kata Sdri. Syifa.
Materi ruangan PKM.
Pelatihan Kopi Mangrove (PKM)
PKM ini merupakan pelatihan keempat atau pelatihan terakhir dalam rangkaian acara MR 2022. PKM dipandu oleh Bpk. Ferry Agung Intiasmara (Arjuna Berdikari) yang merupakan warga binaan KeSEMaT, selaku ketua kelompok tani mangrove pengolah kopi mangrove di Semarang.
“Kelompok kami telah mengembangkan kopi mangrove sejak lima tahun yang lalu. Kami telah melakukan eksperimen untuk menghasilkan campuran kopi mangrove yang pas. Khasiat dari kopi mangrove ialah penambah stamina,” jelas Bpk. Ferry. “Melalui program CSR IP Semarang dari tahun 2020, saya akhirnya dapat melakukan pemasaran kopi mangrove, tentunya didampingi oleh KeSEMaT,” jelasnya lebih lanjut.
Praktik pembuatan kopi mangrove.
Pada pelatihan tersebut, peserta diberikan materi mengenai kopi mangrove. Setelah itu, para peserta diajak untuk melihat demonstrasi pembuatan kopi mangrove secara langsung.
“Saya baru tahu, ternyata mangrove dapat dimanfaatkan sebagai minuman penambah stamina, yakni kopi. Yang saya tahu, selama ini mangrove hanyalah tumbuhan tanpa manfaat lain selain penangkal ombak,” ujar Sdr. Farrel, salah satu peserta MR 2022. “Setelah ini, ilmu ini akan saya terapkan pada tempat saya, yang kebetulan terdapat banyak tumbuhan mangrove yang belum ada inovasi pemanfaatannya,” tekadnya.
Pelatihan ditutup dengan penyerahan plakat dan kenang-kenangan kepada pemateri serta foto bersama peserta dan panitia.
Seremonial sebelum penanaman mangrove.
Suksesnya Penanaman 1.000 Bibit Mangrove
Rangkaian hari ketiga MR 2022 atau puncak acara, ditandai dengan Aksi Penanaman 1.000 Bibit Mangrove di kawasan pesisir SMC Jateng. Acara berlangsung sangat meriah, yang dihadiri oleh mitra kerja, afiliasi, tamu undangan, sponsor, media partner dan warga setempat.
Beberapa perwakilan yang ikut melakukan penanaman mangrove secara seremonial, diantaranya adalah CDK Jawa Tengah Wilayah III, PT IP PGU Semarang, DKP Jawa Tengah, IKAMaT, KeMANGTEER, KeAMaT dan KeMANGI.
Penyerahan bibit mangrove secara simbolis.
Sebelum melakukan penanaman mangrove, dilakukan kegiatan pembukaan, seperti sambutan oleh Ketua Pelaksana MR 2022, Presiden KeSEMaT, pihak sponsor dan mitra kerja.
“Rangkaian hari ketiga MR 2022 ialah penanaman 1.000 bibit mangrove. Penanaman ini bertujuan untuk mencegah abrasi akibat gelombang pantai,” ujar Sdr. Anggoro. “Selain itu, diharapkan setelah acara penanaman ini, teman-teman peserta akan dapat menjadi pribadi yang lebih peduli dengan hutan mangrovenya,” lanjutnya.
Tanam mangrove bersama.
Acara dilanjutkan dengan perjalanan menuju lokasi penanaman mangrove. Sesampai di tempat penanaman, para peserta langsung menanam bibit mangrove jenis Rhizophora secara bersama. Satu peserta, kurang lebih menanam 20 bibit mangrove.
“Para peserta terlihat sangat antusias dan bahagia saat menanam mangrove. Kebanyakan dari peserta, belum pernah melakukan penanaman mangrove sehingga ini menjadi kali pertama mereka melakukan penanaman mangrove,” jelas Presiden. “Bibit mangrove yang belum tertanam oleh peserta, nantinya akan ditanam oleh petani mangrove setempat, selaku mitra kerja kami,” jelasnya lebih lanjut.
Proses penanaman mangrove.
Banyak peserta yang baru pertama kali melakukan penanaman mangrove sehingga kegiatan ini meninggalkan kesan yang mendalam, seperti Sdr. Lily, salah satu peserta MR 2022.
“Ini baru pertama kali saya melakukan penanaman mangrove. Saya memang terlihat sangat kotor karena lumpur, akan tetapi saya sangat senang melakukannya, karena saya menjadi pribadi yang lebih peduli dengan mangrove,” kata Sdri. Lily. “Rasa penat dan panas yang saya rasakan tidak berarti, karena dilakukan bersama dengan teman-teman lainnya. Pokoknya seru sekali, dan saya tidak akan kapok untuk menanam mangrove lagi,” tekadnya.
Penanaman bibit mangrove jenis Rhizophora.
Setelah melakukan penanaman mangrove, tak lupa para peserta, tamu undangan dan panitia melakukan sesi foto bersama.
Menikmati Keindahan Grand Maerakaca
Keseruan MR 2022 tidak hanya berhenti pada penanaman mangrove saja, namun terus berlanjut hingga FT ke Grand Maerakaca, Semarang, salah satu tempat ekowisata mangrove kebanggaan kota Semarang.
Foto bersama di Grand Maerakaca.
“Saya sangat kagum dengan ekowisata mangrove di Grand Maerakaca, Semarang ini. Ternyata dengan memanfaatkan mangrove, kita bisa meningkatkan perekonomian, salah satunya dijadikan ekowisata mangrove ini,” terang Sdr. Atta, salah satu peserta MR 2022. “Selain dikenalkan dengan ekowisata mangrove, ternyata Grand Maerakaca juga menyedikan replika rumah adat tiap Kabupaten di Jateng. Menurut saya, ini cukup unik dan mengajarkan kita mengenai adat budaya Jateng,” terangnya lebih lanjut.
Pembelian Oleh-Oleh Khas Semarang
Selepas FT ke Grand Maerakaca, panitia mengajak peserta MR 2022 untuk membeli oleh-oleh khas Semarang di Kampoeng Semarang, salah satu pusat oleh-oleh di Kota Atlas.
Belanja oleh-oleh di Kampoeng Semarang.
“Kampoeng Semarang ini cukup lengkap, dan dapat merepresentasikan keseluruhan kuliner di Kota Semarang. Tidak sia-sia saya mengikuti MR tahun ini,” ujar Bpk. Sofyanto. “Saya membeli oleh-oleh di sini untuk saya bawa ke kampung halaman, di Sulawesi,” tambahnya.
Penyampaian Kesan Pesan dan Penutupan MR 2022
Setelah puas berbelanja di pusat oleh-oleh, panitia mengajak peserta kembali ke BPSDMD Jateng untuk penutupan acara.
Panitia menayangkan Video After Movie MR 2022, kemudian para peserta juga saling menyampaikan pesan dan kesannya, masing-masing. Setelah itu, panitia menyerahkan Sertifikat MR 2021 dan juga Batik Mangrove Mas Bamat, sebagai kenang-kenangan.
Pesan dan kesan peserta MR 2022.
Penyerahan Sertifikat kepada Peserta MR 2022
“Saya berharap, tali silaturahmi kita tidak berakhir sampai di sini. Terima kasih kepada KeSEMaT yang sudah mempertemukan kami, dan kami ucapkan terima kasih juga untuk KeSEMaT atas pemberian ilmu mangrove dan banyak suvenir mangrove di MR 2022,” ujar Sdri. Adinda, salah satu peserta MR 2022.
Penyerahan sertifikat MR 2022.
Tak lupa, Sdr. Anggoro juga menyampaikan rasa terima kasihnya mewakili KeSEMaT, kepada para peserta MR 2022. Keseluruhan acara MR 2022 berjalan meriah, sukses dan lancar yang diakhiri dengan penutupan dan foto bersama.
“Harapan kami, semoga kita dapat terus menjalin kerja sama demi menjaga mangrove kita,” harap Sdr. Anggoro. “Hati-hati di jalan, dan sampai jumpa di MR 2023,” pungkasnya. (ADM/ADBS/AP).