Semarang – KeSEMaTONLINE. Setelah dua tahun merilis single ketiganya, yaitu Kumis di Hari Kamis, KeSEMaTUSTIK kembali menggarap single keempatnya yang berjudul Pandemi pada bulan Desember 2022. Sebagai informasi, single tersebut, kini sudah rilis dan dapat didengarkan di platform musik digital, seperti Spotify, Apple Music, Deezer, Joox dan lain-lain. Setelah peluncuran perdananya pada tanggal 23 Januari 2023, ternyata banyak Tustiker yang penasaran dengan proses rekaman single tersebut.
Pandemi direkam mulai pukul 18.00 – 24.00 WIB di Studioqu, Semarang, Jawa Tengah. Hal pertama yang dilakukan adalah brainstorming komposisi dan aransemen lagu kepada audio engineer.
Proses rekaman drum single Pandemi.
Proses ini mencakup persiapan materi, hasil penulisan lirik, rencana struktur lagu dan notasi musik secara menyeluruh. Sebagai informasi, Pandemi ditulis pada tahun 2021 dan dalam perjalanannya mengalami beberapa kali perubahan lirik dan notasi.
Proses kedua adalah membuat guide lagu sebelum rekaman. Guide lagu adalah petunjuk awal dalam melakukan proses rekaman. Proses ini meliputi penentuan kecepatan tempo, struktur lagu, suara musik dan vokal. Hasil guide tersebut, kemudian digunakan dalam proses rekaman.
“Pembuatan guide lagu diperlukan untuk membantu KeSEMaTUSTIK saat rekaman,” kata Bpk. Adi Uban, selaku audio engineer. “Bisa dibilang, ini merupakan proses pra rekaman,” lanjutnya.
Rekaman suara backing vocal Pandemi.
Proses selanjutnya adalah rekaman. Rekaman dilakukan dengan merekam suara instrumen satu-persatu. Instrumen pertama yang direkam adalah drum.
“Saya mencoba memberikan warna yang baru pada drum, untuk single keempat KeSEMaTUSTIK berjudul Pandemi,” terang Sdr. Agape L. Anthoni (Presiden), drummer KeSEMaTUSTIK.
Selanjutnya, instrumen kedua dan ketiga yang direkam adalah gitar dan bass. Gitar yang dimainkan oleh Sdr. Gagas Tri Pamungkas (AMaT), gitaris KeSEMaTUSTIK, memberikan kesan yang kuat sehingga dapat menggambarkan kondisi Pandemi.
Proses brainstorming.
“Mas Gagas menggunakan gitar heavy distortion yang terasa berat dan membungkam, yang dikombinasikan dengan melodi gitar dengan suara yang lebih ringan dan tegas, yang dimainkan pada akhir lagu,” terang Sdr. Paspha G. M. Putra (AMaT), vokalis KeSEMaTUSTIK. “Tujuannya adalah agar dapat memberikan harapan dan kebangkitan di dalam situasi Pandemi,” terangnya lebih lanjut.
Setelah itu, proses rekaman dilanjutkan dengan merekam suara vokal dan backing vokal.
“Bagi saya, attacking pada nada pertama di awal lagu, sangatlah sulit. Tapi, dengan memperbanyak latihan, akhirnya hal tersebut dapat teratasi dengan baik,” kata Sdr. Paspha.
KeSEMaTUSTIK di studio.
Proses akhir rekaman adalah mixing dan mastering oleh audio engineer, berupa penyempurnaan instrumen dan vokal yang sudah direkam.
KeSEMaTUSTIK berharap agar single keempat ini dapat diterima oleh masyarakat. Single ini mengisahkan mengenai Pandemi yang menjadi momok menakutkan di awal tahun 2020. Pandemi tak hanya merusak tatanan sosial bahkan moral kita sebagai manusia.
“Proses rekaman kami sangat menyenangkan,” kata Presiden. “Ini pertama kalinya saya masuk dapur rekaman dan menjadi pengalaman yang tak akan terlupakan di hidup saya. Harapan saya, semoga Pandemi dapat diterima oleh masyarakat Indonesia. Jangan lupa di-streaming dan dibeli lagunya, ya,” pungkasnya. (PGMP/AP/ADM).