Semarang – KeSEMaTONLINE. Pada tanggal 8 Juni bertepatan dengan Hari Laut Sedunia, KeSEMaT didaulat menjadi narasumber untuk 95,3 PRO2FM RRI Semarang dalam program Pro 2 Activity dengan tujuan untuk menyebarkan informasi mengenai kondisi-terkini hutan mangrove di kawasan pesisir Indonesia, khususnya di Kota Semarang. (8/6/2022).
Pro 2 Activity merupakan program spesial dari PRO2FM yang menyasar anak muda dengan tujuan untuk meningkatkan minat-dengar generasi muda. Sdri. Septiana Devi Permatasari (Penyiar) melakukan wawancara terhadap Sdr. Faiz Ghoffar Ardani (Presiden) mulai pukul 08.30 – 09.00 WIB mengenai kegiatan KeSEMaT dalam pelestarian hutan mangrove Indonesia.
Siaran dimulai dengan pembacaan pesan-pesan dari para pendengar PRO2FM mengenai permasalahan pesisir. Banyak dari pendengar yang menyampaikan mengenai betapa pentingnya ekosistem mangrove bagi kawasan pesisir, terutama sebagai pencegah dampak dari perubahan iklim global.
“Mangrove sebagai tumbuhan pesisir, memiliki sistem perakaran unik. Akar sebagai alat untuk bernafasnya, muncul dari dalam tanah untuk mengambil oksigen. Morfologinya ini, membuat mangrove dapat menguatkan lumpur dan memecah ombak yang datang dari laut. Dengan demikian, maka abrasi, erosi bahkan tsunami dapat dimitigasi dengan program penanaman dan pemantauan mangrove secara terukur dan kontinyu,” ujar Sdr. Faiz.
Poster acara PRO2FM.
Lebih lanjut, Presiden menambahkan bahwa ekosistem mangrove juga berperan penting dalam upaya penanggulangan dampak perubahan iklim, dimana mangrove memiliki kemampuan menghapus jejak karbon di bumi karena dapat menyimpan karbon lima kali lebih besar daripada hutan hujan tropis di daratan. Kemampuan ini dimiliki mangrove, mengingat karbon yang terserap disimpan di bagian atas dan bawah pohon mangrove.
Sdr. Faiz juga menjelaskan mengenai dua lokasi pelestarian hutan mangrove KeSEMaT, yaitu Jepara dan Semarang.
“Di Jepara, kami mengelola MECoK Ecopark dan di Semarang kami merintis SMC Jateng. Dua lokasi tersebut menjadi pilot project kami dalam implementasi program pelestarian mangrove, adaptasi perubahan iklim dan pemberdayaan masyarakat dengan mangrove di wilayah pesisir Jawa Tengah,” jelas Presiden. “MECoK berhasil kami hijaukan dengan mangrove sejak 2001 hingga sekarang. Sementara itu, SMC Jateng juga sudah memiliki Pusat Olahan Produk Mangrove sendiri, yang dikelola oleh tiga warga binaan kami. Kedua lokasi ini sering dijadikan tempat studi banding mitra kerja kami, baik dari dalam maupun luar negeri,” lanjutnya.
Presiden menginformasikan bahwa sejak 2001, maka KeSEMaT bersama dengan afiliasi dan mitra kerjanya, sudah berhasil menanam sebanyak 1.037.486 bibit mangrove, dengan luas area mencapai 103,70 ha di seluruh Indonesia, yang memiliki persentase kelulushidupan bibit mangrove hingga 71,54% dan potensi serapan emisi karbon 364.868,26 tCO2e.
Siaran ditutup dengan penyampaian pesan dari Presiden KeSEMaT kepada anak muda Indonesia agar ikut serta dalam upaya pelestarian hutan mangrove di Indonesia, dengan cara bergabung menjadi Anggota KeSEMaT atau mengikuti komunitas relawan mangrove yang didirikan oleh KeSEMaT, yaitu KeMANGTEER, yang saat ini sudah tersebar di 12 kota di Indonesia. (ADM/AP).