Semarang – KeSEMaTONLINE. KeSEMaT kembali sukses menyelenggarakan program kampanye mangrove tahunan yang telah menjadi agenda rutin. Pada tahun 2024 ini, acara Mangrove Restoration (MANGRES) 2024 mengusung tema “Mangrove for Living: Let’s Counter the Climate Change.” Tema ini sangat relevan mengingat tantangan besar yang dihadapi Indonesia dan dunia dalam mengatasi perubahan iklim.
KeSEMaT menjalani syuting di UNDIPTV.
Melalui kegiatan ini, KeSEMaT ingin menyampaikan pesan yang kuat mengenai pentingnya peran hutan mangrove dalam mencegah dan mengurangi dampak perubahan iklim, terutama di wilayah pesisir Indonesia.
Acara MANGRES 2024 berlangsung dari tanggal 27 Maret hingga 13 Juni 2024 dan terdiri dari berbagai kegiatan, mulai dari TV Road Show, Kampanye Simpatik, Penanaman Mangrove, Awarding Night, hingga Pemantauan Mangrove.
Persiapan kampanye mangrove di Kantor KeSEMaT.
Setiap tahapan kegiatan dirancang untuk menyentuh berbagai lapisan masyarakat, dari kalangan akademik, masyarakat umum, hingga sektor pemerintahan.
TV Road Show: Meningkatkan Kesadaran melalui Media
Tahapan pertama dari MANGRES 2024 dimulai dengan acara TV Road Show yang diselenggarakan pada 27 Maret 2024 di UNDIPTV Semarang, dari pukul 10.00 – 11.00 WIB. Acara ini menjadi kesempatan bagi KeSEMaT untuk lebih mengenalkan sejarah dan visinya dalam upaya rehabilitasi mangrove di Indonesia.
Turun ke jalan di CFD Simpang Lima.
Pada kesempatan ini, Sdr. Agape Lista Anthoni (Presiden), menjelaskan mengenai kontribusi KeSEMaT dalam upaya penghijauan pesisir dan peran mangrove dalam ekosistem pesisir yang sangat vital. Kegiatan ini juga bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Indonesia dan Hari Kehutanan Dunia, yang semakin menegaskan urgensi pelestarian lingkungan.
Melalui TV Road Show ini, KeSEMaT ingin menunjukkan bahwa penyelamatan mangrove bukan hanya menjadi tanggung jawab para aktivis lingkungan, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat.
Warga Semarang ikut serta dalam penandatanganan Petisi Mangrove.
Menggunakan platform seperti TV, KeSEMaT berusaha menjangkau audiens yang lebih luas, meningkatkan kesadaran akan pentingnya ekosistem mangrove, serta bagaimana setiap individu dapat berperan dalam pelestariannya.
Street Campaign dan Kampanye Simpatik: Menjangkau Masyarakat Langsung
Tahapan selanjutnya adalah Kampanye Simpatik yang diadakan pada 5 Mei 2024 di Simpang Lima, Semarang, tepatnya pada saat Car Free Day (CFD). Kegiatan ini bertujuan untuk mengingatkan masyarakat tentang pentingnya penanaman dan pemantauan mangrove sebagai upaya untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Selain itu, kampanye ini juga menjadi ajang untuk mengenalkan lebih dalam kepada publik mengenai manfaat ekologis mangrove, yang dikenal mampu menyimpan karbon tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan hutan hujan tropis.
Persiapan seremonial penanaman dan pemantauan mangrove di SMC Jateng, Semarang.
Sdr. Dimas Saktia Widianto (Staf MENPORSI), menjelaskan bahwa kampanye ini sudah mendapatkan izin dari Polsek Semarang Selatan dan Polrestabes Kota Semarang, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan aman.
Kampanye ini diwarnai dengan berbagai kegiatan menarik, seperti pembagian stiker mangrove, penampilan teatrikal dari maskot dan cosplay mangrove, serta pembacaan puisi yang mengangkat tema tentang pelestarian mangrove.
Masyarakat yang datang pada saat CFD juga diajak untuk menandatangani petisi yang disediakan, sebagai bentuk dukungan terhadap upaya pelestarian hutan mangrove.
Aksi penanaman mangrove KeSEMaT bersama SKPD di Jateng.
Sejumlah peserta CFD, seperti Sdr. Alif Luthfi Prasetyo (peserta), menyatakan bahwa mereka merasa terinspirasi untuk lebih peduli terhadap kelestarian mangrove, terutama di pesisir Kota Semarang.
Sebagai tambahan, kegiatan ini semakin meriah dengan pemutaran lagu-lagu dari KeSEMaTUSTIK, seperti Hijau Lebam, Mangrove Hidup Kita, dan Kumis di Hari Kamis. Lagu-lagu tersebut memiliki pesan lingkungan yang kuat dan membantu membangun semangat para peserta untuk lebih mengenal dan mendukung pelestarian mangrove.
Keseruan peserta MANGRES 2024 menanam mangrove.
Penanaman Mangrove: Aksi Nyata untuk Pelestarian Lingkungan
Salah satu kegiatan yang sangat dinantikan adalah Penanaman 500 Bibit Mangrove, yang dilaksanakan pada 8 Mei 2024 di Semarang Mangrove Center (SMC) Jawa Tengah (Jateng). Penanaman mangrove ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk peserta MANGRES 2024, Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Wilayah III, Dinas Perum PERHUTANI Divisi Regional Jateng, serta masyarakat sekitar SMC Jateng.
Penyerahan bantuan bibit mangrove KeSEMaT kepada KENARI.
Kegiatan ini dilakukan untuk memperkenalkan langsung kepada masyarakat tentang pentingnya penanaman mangrove dan bagaimana hal ini dapat membantu memperbaiki ekosistem pesisir yang terganggu.
Sebelum penanaman dimulai, Ibu Kartika (CDK Wilayah III), memberikan apresiasi yang tinggi terhadap KeSEMaT atas konsistensinya dalam melakukan rehabilitasi mangrove di kawasan SMC Jateng.
Hasil penanaman bibit mangrove.
Penanaman bibit mangrove dilakukan secara simbolis pada pukul 08.00 WIB, dan berakhir pada pukul 11.00 WIB. Acara ini diakhiri dengan penyerahan giant check dan plakat kenang-kenangan kepada Bpk. Anwar Nuardi (Ketua Kelompok Ngebruk Lestari – KENARI), sebagai bentuk penghargaan atas kontribusinya dalam pelestarian mangrove di wilayah tersebut.
Awarding Night dan Talk Show: Mengapresiasi Semua Pihak
Setelah berbagai kegiatan yang dilakukan selama MANGRES 2024, KeSEMaT mengadakan Awarding Night pada 13 Mei 2024 di B. Di. M Cafe & Chill Mulawarman, Semarang. Acara ini bertujuan untuk memberikan penghargaan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam mendukung kegiatan MANGRES 2024.
Sambutan oleh Presiden KeSEMaT.
Dalam acara ini, Sdr. Alfian Rizqi Hidayat dari MENPORSI KeSEMaT mengungkapkan bahwa penghargaan diberikan kepada sponsor, peserta, serta individu atau organisasi yang telah menunjukkan komitmen tinggi terhadap pelestarian mangrove.
Selain acara penghargaan, Awarding Night juga diisi dengan talk show yang bertemakan MANGROVETAG: Platform Penghapus Jejak Emisi Karbon. Talk show ini dipandu oleh Sdri. Prasdrira Ayu Maithsa Hasna (MENWEBNET) dan Sdr. Ananda Hadi Wijaya (Staf MENDIKTAN), yang membahas bagaimana teknologi dapat mendukung upaya mitigasi perubahan iklim melalui pelestarian hutan mangrove.
Suasana diskusi talk show mengenai Mangrove Tag.
Sdri. Rena Sagita (Staf Manajer Humas dan Lapangan IKAMaT), selaku pembicara menjelaskan bahwa Mangrove Tag adalah sebuah platform inovatif yang diciptakan oleh IKAMaT untuk mendukung upaya rehabilitasi hutan mangrove di Indonesia, dengan fokus pada penanaman, pemantauan, dan penghitungan karbon.
Dengan jargon Tanam dan Pantau Mangrove Kita, Mangrove Tag hadir untuk menjawab tantangan dalam menjaga kelestarian ekosistem mangrove, serta mengurangi dampak perubahan iklim.
Penjelasan mengenai Mangrove Tag oleh Sdri. Rena.
Mangrove Tag bukan hanya sekedar platform untuk menanam mangrove, tetapi juga memberikan pendampingan yang komprehensif dalam seluruh tahapan kegiatan mangrove, mulai dari penanaman hingga pemantauan jangka panjang.
Platform ini menyediakan lahan penanaman mangrove untuk para pihak yang ingin berpartisipasi, baik individu, komunitas, maupun organisasi, dan melakukan pemantauan mangrove secara langsung melalui teknologi berbasis partisipasi masyarakat.
Suasana Awarding Night dan Talk Show MANGRES 2024.
Salah satu fokus utama dari Mangrove Tag adalah penghitungan karbon, di mana setiap kegiatan penanaman mangrove akan dihitung kontribusinya dalam penyerapan karbon dioksida. Dengan cara ini, Mangrove Tag berkontribusi dalam upaya global untuk mengurangi jejak karbon dan mengatasi perubahan iklim.
“Mangrove Tag beroperasi melalui kerja sama dengan mitra kerja dan afiliasi yang telah terseleksi, yang menyediakan lahan penanaman mangrove dan turut serta dalam pemantauan. Setiap mitra memiliki peran penting dalam memastikan keberhasilan program rehabilitasi mangrove, dengan memastikan bibit yang ditanam dapat tumbuh dengan optimal,” jelas Sdri. Rena.
Semarak Awarding Night MANGRES 2024.
Pendampingan oleh pakar ekologi mangrove dan ahli lainnya juga menjadi bagian dari keberhasilan Mangrove Tag, untuk menjamin kelulushidupan bibit yang telah ditanam. Selain itu, Mangrove Tag mengedepankan pendekatan ekologi mangrove, memastikan bahwa setiap kegiatan yang dilakukan berfokus pada kelangsungan ekosistem mangrove tanpa mengabaikan aspek lainnya. Dengan demikian, platform ini tidak hanya memperhatikan aspek penanaman mangrove, tetapi juga pemulihan ekosistem secara menyeluruh.
Penyerahan sertifikat kepada peserta MANGRES 2024.
Mangrove Tag menawarkan tiga skema utama yang dapat diikuti oleh para pihak yang tertarik untuk berpartisipasi:
- Tebus Karbon
Skema ini menitikberatkan pada penghapusan jejak karbon. Dengan menanam mangrove melalui Mangrove Tag, setiap individu atau organisasi dapat menebus karbon yang mereka hasilkan, sehingga berkontribusi dalam upaya pengurangan emisi karbon global. Penanaman mangrove berfungsi sebagai “carbon sink,” menyerap karbon dioksida dari atmosfer dan membantu mendinginkan bumi. - Adopsi Mangrove
Skema Adopsi Mangrove memfokuskan pada kemudahan dalam menanam dan memantau mangrove. Melalui skema ini, peserta dapat memilih lokasi penanaman, menanam bibit mangrove, dan kemudian memantau perkembangannya dengan bantuan platform Mangrove Tag. Ini adalah cara yang mudah dan terjangkau bagi masyarakat untuk terlibat langsung dalam pelestarian mangrove. - Tanam Pantau
Skema Tanam Pantau merupakan proyek jangka panjang yang bertujuan untuk menjaga ekosistem mangrove Indonesia secara masif. Melalui program ini, peserta tidak hanya melakukan penanaman mangrove, tetapi juga berkomitmen untuk melakukan pemantauan secara berkelanjutan. Tanam Pantau bertujuan untuk memastikan kelangsungan hidup mangrove dalam jangka panjang dan mendukung upaya rehabilitasi mangrove di skala besar.
Hasil penanaman dan pemantauan mangrove di SMC Jateng.
Dengan semakin berkembangnya teknologi dan meningkatnya kesadaran akan pentingnya pelestarian mangrove, Mangrove Tag berkomitmen untuk terus mengembangkan platform ini sebagai alat yang efektif dalam memetakan dan melindungi ekosistem mangrove.
Foto bersama selepas pemantauan.
Dengan melibatkan lebih banyak mitra, masyarakat, dan organisasi, Mangrove Tag berharap dapat menciptakan dampak yang lebih besar dalam pelestarian hutan mangrove di Indonesia dan di seluruh dunia.
Melalui pendekatan berbasis partisipasi masyarakat, pendampingan ekologi mangrove, dan penggunaan teknologi terkini, Mangrove Tag berpotensi menjadi model dalam upaya konservasi hutan mangrove yang dapat diadopsi di berbagai negara dengan ekosistem mangrove yang serupa.
Persentase kelulushidupan bibit mangrove tinggi, mencapai 86%.
Acara talk show ini diikuti dengan penyerahan plakat kepada para narasumber dan foto bersama sebagai simbol dari kerja sama yang telah terjalin.
Keikutsertaan banyak pihak dalam acara ini menunjukkan bahwa pelestarian mangrove bukan hanya tanggung jawab individu atau organisasi tertentu, melainkan sebuah gerakan bersama yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.
Pemantauan Mangrove: Menilai Keberhasilan dan Tantangan
Sebagai rangkaian terakhir dari MANGRES 2024, kegiatan Pemantauan Mangrove dilakukan pada 13 Juni 2024 di SMC Jateng untuk memantau tingkat kelulushidupan bibit mangrove yang telah ditanam sebelumnya.
Kegiatan pemantauan ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah bibit mangrove yang ditanam selama penanaman sebelumnya berkembang dengan baik atau tidak.
Foto bersama selepas penanaman dan pemantauan mangrove.
Menurut Sdri. Fitriya Ayu Setyani (MENKEU), selaku Ketua Pelaksana MANGRES 2024, hasil pemantauan menunjukkan bahwa bibit mangrove yang telah ditanam memiliki tingkat kelulushidupan yang sangat baik, mencapai angka 86%. Hanya beberapa bibit yang gagal tumbuh akibat faktor cuaca atau terseret arus, namun hal ini diatasi dengan segera melakukan penanaman ulang bibit mangrove baru.
Kegiatan pemantauan ini diakhiri pada pukul 09.00 WIB dengan foto bersama, sebagai simbol bahwa kegiatan rehabilitasi mangrove yang dilakukan KeSEMaT bukan hanya sekedar acara seremonial, melainkan sebuah upaya berkelanjutan untuk menjaga keberlangsungan ekosistem pesisir Indonesia.
Dengan berakhirnya kegiatan ini, KeSEMaT berharap bahwa melalui MANGRES 2024, lebih banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya pelestarian mangrove dan lebih banyak pihak yang turut mendukung upaya-upaya pelestarian mangrove demi masa depan yang lebih baik. (ADM).