Curriculum
Selama satu tahun kepengurusan, KeSEMaTER akan dijuruskan untuk mendalami satu bidang kajian tertentu, sesuai dengan Silabus dan Kurikulum Mangrove KeSEMaT yang sudah disepakati. KeSEMaT memiliki program KeSEMaTMENTORING (KM) berupa kegiatan diklat mangrove selama dua tahun, yang akan membekali setiap KeSEMaTER agar memiliki spesifikasi keahlian mangrovenya masing-masing. Bidang kajian mangrove tersebut, diantaranya adalah:

1. Analisis Vegetasi
Analisis vegetasi menjadi ilmu dasar untuk mengetahui keanekaragaman hayati sebuah kawasan mangrove. Bidang kajian ini sangat penting, mengingat kerusakan hutan mangrove terus terjadi dan membutuhkan ahli yang berpengalaman dalam penelitian struktur komunitas mangrove.

2. Ekologi
Pendalaman materi mengenai ekologi mangrove sangat dibutuhkan bagi para peneliti mangrove, terutama yang akan melanjutkan ke jenjang S2/S3. Pembekalan ilmu ekologi secara mendalam selama dua tahun kepengurusan, akan sangat berguna bagi para Anggota dan Pengurus KeSEMaT untuk mempersiapkan dirinya ke jenjang yang lebih tinggi.

3. Ekstraksi
Manfaat flora mangrove sebagai obat sudah banyak diketahui sejak lama. Pendalaman materi tentang ekstraksi, khususnya berbagai jenis flora mangrove menjadi sangat penting, mengingat di masa depan diperlukan penemuan-penemuan baru di bidang teknologi, terutama farmasi demi kesejahteraan manusia.

4. Valuasi Ekonomi
Belum banyak yang mengetahui bahwa satu pohon mangrove yang ditebang sama dengan jutaan uang yang kita buang. Pengetahuan mengenai valuasi ekonomi perlu didalami untuk mengkampanyekan betapa pentingnya sumber daya hayati yang terkandung di hutan mangrove, terutama untuk meningkatkan taraf hidup dan mata pencaharian masyarakat pesisir.

5. Fauna
Fauna mangrove dapat dimanfaatkan sebagai bahan konsumsi, juga sebagai penelitian biomonitoring untuk mengetahui kadar pencemaran yang terdapat di wilayah pesisir. Informasi mengenai ini belum banyak ter-ekspose sehingga dibutuhkan para ahli yang siap diterjunkan ke lapangan dan memberikan banyak pemahaman mengenai hal ini.

6. Flora
Flora mangrove dapat diolah menjadi obat-obatan, bahan makanan dan lain-lain. Pendalaman materi mengenai hal ini dapat menjadikan Anggota dan Pengurus KeSEMaT ahli di bidang kajian ini, dan mengimplementasikan ilmunya kepada masyarakat luas.

7. Herbivori
Kajian herbivori digunakan untuk mengetahui tingkat kerusakan kawasan mangrove di satu lokasi tertentu. Pemangsaan daun mangrove oleh serangga misalnya, dapat dijadikan tolak ukur tingkat produktivitas mangrove di kawasan tersebut sehingga berguna dalam perencanaan program rehabilitasi mangrove.

8. Identifikasi
Pengetahuan mengenai teknik identifikasi berbagai jenis mangrove sangat penting, sebagai bekal para Anggota dan Pengurus KeSEMaT dalam melakukan penelitian mangrove di lapangan. Walaupun sudah tersedia Buku Identifikasi Mangrove di beberapa lokasi mangrove di Indonesia, namun pengetahuan mengenai cara identifikasi mangrove sangat penting agar dapat cepat tanggap dalam mengkampanyekan mangrove ke masyarakat.

9. Karbon dan Serasah
Serasah mangrove juga mampu menyimpan karbon dari udara dan mengikatnya asalkan tidak dilakukan penebangan. Begitu pohon mangrove ditebang, maka karbon akan lepas ke udara dan dapat menyebabkan pemanasan global. Hal inilah yang menjadi poin penting dalam bidang kajian karbon dan serasah mangrove.

10. Kebijakan
Dibutuhkan ilmu dasar mengenai bermacam kebijakan, undang-undang, peraturan pemerintah, dan tata aturan mangrove lainnya yang akan membekali Anggota dan Pengurus KeSEMaT dalam setiap aksi kampanye mangrovenya. Pengetahuan mengenai lebar sabuk hijau pantai misalnya, harus diketahui agar tak salah dalam menyampaikan saran dan rekomendasi kepada pihak terkait terhadap satu permasalahan di wilayah pesisir.

11. Masyarakat dan Ekoeduwisata
Saat ini, mulai banyak dikembangkan kawasan mangrove sebagai ekoeduwisata. Berbagai permasalahan dan kendala dalam pengembangan ekoeduwisata menjadi salah satu hal yang dikaji dalam bidang kajian ini, termasuk bagaimana dampaknya terhadap perkembangan psikologis, perubahan sosial dan budaya di masyarakat pesisir.

12. Morfometri
Penelitian mengenai luasan lebar daun yang dimangsa oleh predator di hutan mangrove menjadi penting, mengingat kegunaannya dalam proses identifikasi jenis hama yang terdapat di suatu kawasan mangrove. Kajian morfometri sangat berguna terutama dalam implementasi pengembangan suatu kawasan menjadi ekowisata mangrove misalnya, agar dapat berjalan secara optimal.

13. Oseanografi Fisika
Proses fisika yang terjadi di mangrove juga sangat penting dipelajari. Untuk itulah, kami membuat beberapa program dan mempelajari banyak kajian mengenai hal ini.

14. Oseanografi Kimia
Proses-proses kimia yang terjadi di rawa mangrove dan hubungannya dengan produktivitas primer di perairan, menjadi bidang kajian ini, terutama dalam mempelajari salinitas, pH, bahan organik, klorofil A dan lain-lain. Kajian ini penting dipelajari, yang salah satu implementasinya adalah sebagai data skunder dalam penelitian analisa vegetasi mangrove.

15. Pemetaan
Tidak memungkinkan apabila setiap tahun dilakukan perhitungan luasan mangrove dengan cara peninjauan lapangan (ground check), mengingat kawasan mangrove di Indonesia tersebar ke berbagai pesisir dan pulau karena akan membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang sangat besar. Namun dengan adanya metode pendekatan penginderaan jauh, hal tersebut bisa dilakukan dan akan menjadi lebih mudah.

16. Produk dan Wirausaha
Produk jajanan, kopi dan batik mangrove adalah salah tiga dari sekian banyak produk yang dapat dihasilkan oleh hutan mangrove. Pendalaman materi mengenai produk dan wirausaha ini, akan dapat menjelaskan secara berimbang menganai asas manfaat hutan mangrove dari segi ekonomi dan ekologi untuk kesejahteraan masyarakat.

17. Rehabilitasi
Pendalaman materi dalam bidang rehabilitasi adalah kunci suksesnya program rehabilitasi mangrove di pesisir. Banyak terjadi kegagalan proyek penanaman mangrove di pesisir dikarenakan pihak penyelenggara tidak mengetahui ilmu dasar mengenai mangrove, berikut habitat dan ekologinya. Di bidang kajian ini, maka Anggota dan Pengurus KeSEMaT disiapkan untuk menjadi ahli rehabilitasi mangrove yang siap diterjunkan ke masyarakat.

18. Teknologi
Teknologi baru mengenai Hybrid Engineering, plasma tech, pemupukan, pencangkokan mangrove dan masih banyak lagi, perlu dikaji secara mendalam. Penelitian dan teknologi dalam bidang mangrove selalu berkembang dan harus dipelajari untuk memajukan pengelolaan mangrove di Indonesia dan dunia.

19. Pemodelan Numerik Oseanografi (Ocean Modelling)
Pemodelan Numerik Oseanografi merupakan sebuah sistem untuk mempelajari suatu fenomena oseanografi (dinamika laut) ke dalam persamaan-persamaan diskrit/numerik. Dalam perkembangan Ilmu Oseanografi, model numerik dianggap cukup membantu dalam menjelaskan fenomena-fenomena yang teramati di alam dengan lebih mendalam, dimana model numerik ini mampu menjelaskan kondisi pasang surut, arus, gelombang bahkan kondisi hidrodinamika di laut.

20. Lainnya
Ilmu pengetahuan dan informasi lainnya, seperti EO, public speaking, editing video, IT dan website dan masih banyak lagi, juga dipelajari dalam Silabus dan Kurikulum Mangrove KeSEMaT, yang semuanya merupakan manifestasi dari moto KeSEMaT, yaitu Konservasi, Penelitian, Pendidikan, Kampanye dan Dokumentasi Mangrove. (ADM).